Jumat, 19 Agustus 2016

APRESIASI KKMI CITEUREUP TERHADAP KEGIATAN WORKSHOP DOKUMEN KTSP OLEH POKJAWAS MADRASAH KABUPATEN BOGOR

Baru-baru ini, Kelompok Kerja Pengawas Madrasah pada Kementerian Agama Kabuapten Bogor menyelenggarakan kegiatan Workshop KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) bagi para kepala dan operator madrasah se-kabupaten Bogor. Kegiatan tersebut dalam rangka mengimplementasikan Surat Keputusan Dirjend Pendis No.5114 tahun 2015 tentang Pelaksanaan Kurikulum 2013 dan Surat Edaran Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat tentang pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Madrasah di Jawa Barat tahun pelajaran 2016/2017. Selain itu, kegiatan workshop KTSP tersebut juga diselenggarakan oleh Pokjawas Madrasah sebagai upaya pembenahan administrasi madrasah khususnya bidang kurikulum yang pada kenyataannya masih banyak madrasah tidak memiliki dokumen kurikulum yang lengkap yang seharusnya dimiliki oleh setiap madrasah. Kegiatan yang melibatkan seluruh tingkatan madrasah di kabupaten Bogor tersebut mulai dari MI, MTs, dan MA dilaksanakan secara bertahap mulai tanggal 26 Juli sampai dengan 13 Agustus tahun 2016 mendapatkan respon yang positif dari para peserta yang dibuktikan dengan kehadiran mendekati angka 100% dan keseriusan serta antusias yang tinggi para peserta dalam mengikuti kegiatan tersebut.

Kegiatan Workshop KTSP yang kami ikuti, secara resmi dibuka oleh Kepala Seksi Pendidikan Madrasah pada Kementerian Agama Kabupaten Bogor Drs.H.Matnur, MM, M.Si yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi bagi para panitia dalam hal ini Pokjawas Madrasah dan juga para kepala dan operator madrasah yang hadir sebagai peserta. Pada penyampaian materi tentang kebijakan-kebijakan Kementerian Agama, beliau pun mengatakan bahwa, ”harus ada tindak lanjut dari kegiatan workshop ini yaitu setiap madrasah setelah selesai mengikuti kegiatan pada akhirnya harus memiliki dan melaksanakan KTSP di madrasahnya masing-masing. Hal ini harus menjadi agenda tersendiri para pengawas pembina di wilayah masing-masing untuk terus memantau dan mengawasi serta membimbing dan mengarahkan sehingga kegiatan workshop ini benar-benar terasa manfaatnya bagi satuan pendidikan.” 

Sementara itu, Drs. Edi Mulyadi, M.Pd.I sebagai ketua panitia pada kegiatan Workshop KTSP dalam acara pembukaan menyampaikan bahwa, “pentingnya setiap madrasah memiliki dokumen KTSP sebagai acuan seluruh proses kegiatan yang dilaksanakan di setiap madrasah. Sekarang ini, KTSP jangan diartikan dengan istilah awal diberlakukannya kurikulum 2006 akan tetapi KTSP adalah Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan yang harus dibuat dan dimiliki serta dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dimana di dalamnya memuat kurikulum yang berlaku yakni bagi tingkat Madrasah Ibtidaiyah untuk kelas 1, 2, 4, dan 5 adalah Kurikulum 2013, dan untuk kelas 3 dan 6 masih menggunakan kurikulum 2006. Demikian halnya juga dengan tingkat Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah sesuai dengan kelas dan ketentuan yang diberlakukan”. Jadi, KTSP bukan diartikan sebagai kurikulum 2006 akan tetapi sebagai kurikulum yang dibuat dan digunakan oleh satuan pendidikan pada tahun pelajaran berjalan.

Disela-sela acara tersebut, HR.Himayatul Islam, M.Pd yang juga adalah panitia kegiatan workshop KTSP menyampaikan bahwa para peserta tidak hanya diberikan pemaparan tentang dokumen KTSP tetapi semua peserta dibekali juga dengan sebuah CD materi-materi pendukung yang di dalamnya memuat regulasi kurikulum, acuan menyusun dokumen kurikulum, Kriteria Ketuntasan Minimal, Kurtilas PAI dan Bahasa Arab untuk kelas 2 dan 5, serta Kurtilas mata pelajaran umum untuk semua tingkatan kelas. Dengan kegiatan workshop ini ditegaskan pula bahwa, “agar setiap satuan pendidikan benar-benar memiliki dokumen KTSP yang lengkap berupa buku 1, 2, dan 3 sehingga tidak diharapkan lagi ada madrasah yang menyiapkan dan membuat dokumen KTSP hanya ketika akan mengikuti kegiatan akreditasi”. Paparnya lebih lanjut.  
Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Kecamatan Citeureup, dalam hal ini memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kegiatan Workshop KTSP yang selenggarakan oleh Pokjawas Madrasah Kabupaten Bogor. Tentu saja bukan tidak berdasar, karena kami pun menyadari nilai penting kegiatan tersebut bagi madrasah-madrasah khususnya tingkat MI di kecamatan Citeureup. Sebelumnya, KKMI Citeureup sendiri telah melaksanakan kegiatan serupa bagi para kepala dan operator madrasah selama tiga hari lamanya dengan dukungan penuh Pengawas Madrasah sebagai pengawas pembina di wilayah kecamatan Citeureup (berita terkait klik disini). Semoga kegiatan workshop KTSP yang diselenggarakan Pokjawas Madrasah Kabupaten Bogor, benar-benar dapat diimplementasikan di tingkat satuan pendidikan dengan dibuat dan dimiliki serta dilaksanakannya KTSP tersebut di setiap madrasah yang tentunya dengan dukungan pengawasan dan pembinaan oleh para pengawas madrasah di wilayah.

Kamis, 18 Agustus 2016

INSPIRASI BAGI MADRASAH DALAM MEMAKNAI PERINGATAN HUT KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA



Setiap tanggal 17 Agustus, kita selalu memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang kita cintai. Dalam hati kita sebagai warga Negara yang merupakan generasi penerus bangsa memaknainya bahwa kemerdekaan adalah hasil jerih payah, perjuangan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia oleh para pahlawan dan proklamator bangsa ini.

Apa sebetulnya makna dan tujuan kita mengadakan peringatan hari kemerdekaan itu?
Setidaknya ada tiga makna dan tujuan kita memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus tersebut. Pertama, untuk mendoakan para pahlawan kita. Kedua, adalah untuk mengenang pengorbanan jasa-jasa para pahlawan. Dan ketiga, ini sebenarnya yang lebih penting yakni bagaimana kita dapat menimba teladan hidup dari mereka para pahlawan pejuang bangsa. Para pahlawan tersebut keteladannya dapat dijadikan penyemangat bagi kita dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan tantangan dan rintangan ini, sebagaimana para pahlawan pejuang kemerdekaan yang dengan gigih dan penuh semangat, tanpa pamrih serta tidak mengenal rasa putus asa dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan negara kita.

Dari sudut pandang keberadaan madrasah sebagai lembaga pendidikan saat ini yang begitu banyak tantangan dan rintangannya dalam mengupayakan kemajuan dan peningkatan mutu pendidikan di madrasah, tentunya perjuangan para pahlawan bangsa tersebut seharusnya mampu menjadi motivasi bagi para pengelola, pelaksana dan pemerhati madrasah dengan meneladaninya demi kemajuan madrasah sebagai lembaga pendidikan. Tak dapatlah kita pungkiri, masih banyak madrasah yang keberadaanya masih jauh dari apa yang diharapkan sebagai lembaga pendidikan yang memadai bagi anak bangsa ini. Dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki, mulai dari Sumber Daya Manusia, sarana prasarana yang dimiliki, administrasi dan manajemen yang masih lemah tentunya memerlukan perjuangan yang keras tanpa pamrih dan tidak mengenal putus asa sebagaimana dicontohkan oleh para pejuang kemerdekaan bangsa ini agar keberadaan madrasah benar-benar sebagai lembaga pendidikan yang memadai dan menjadi pilihan anak bangsa ini dalam proses pendidikannya.

Lalu, inspirasi apakah yang diwariskannya?
Inspirasi dan nilai-nilai yang dapat kita ambil dari peristiwa menjelang detik-detik kemerdekaan Republik Indonesia.
Pertama, adalah Cita-cita yang jelas. Cita-cita para pahlawan yaitu kemerdekaan bangsa Indonesia. Pembebasan ibu pertiwi dari penjajahan bangsa asing. Ini adalah cita-cita yang besar. Bung Karno sebagai proklamator mengatakan supaya kita menggantungkan cita-cita kita setinggi langit.
Demikian halnya dengan keberadaan madrasah. Madrasah pun harus memiliki cita-cita yang jelas yang dituangkan dalam visi, misi, dan tujuan madrasah.

Kedua, adalah semangat pantang menyerah. Kemerdekaan Republik Indonesia adalah hasil sebuah cita-cita yang besar yang diikuti dengan semangat pantang menyerah para pahlawan pejuang bangsa. Demikian pula halnya apabila kita dalam mengelola madrasah memiliki semangat pantang menyerah, tantangan atau godaan apapun tidak akan mampu menggoyahkan kita. Kita tidak akan menyerah begitu saja dengan mudah. Bila kita terus berjalan menuju ke arah cita-cita madrasah yang tertuang dalam visi, misi dan tujuan madrasah dengan semangat pantang menyerah, maka pada suatu saat pun pada akhirnya akan sampai di tempat tujuan.

Ketiga, adalah Keberanian. Bung Karno, Jenderal Soerdirman, dan para pejuang yang lainnya pastilah bukan orang-orang pengecut. Beberapa kali dibuang oleh kolonial Belanda, tetapi beliau dan kawan-kawanya tidak pernah putus asa, dan tidak mau menempuh jalan yang aman sebagai seorang penakut. Mereka dengan sadar memilih jalan sulit dan berbahaya. Mereka memilih menempuh jalan yang jarang dilalui karena keberaniannya. Hal itulah menjadi salah satu factor keberhasilan perjuangan mereka dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa ini.
Hal tersebut perlu kita teladani dalam mengelola madrasah. Cita-cita dan keinginan yang cemerlang sering kali gagal karena kita tidak memiliki keberanian untuk mewujudkannya. Kita takut untuk memulai, dan juga takut untuk mengambil resiko, sehingga rasa takut tersebut pada kahirnya melumpuhkan perjuangan kita.

Keempat, adalah Semangat Berkorban. Semangat berkorban para pahlawan pejuang kemerdekaan tidak dapat kita pungkiri. Mereka bahkan dengan rela mengorbankan harta benda, keluarga, bahkan sekalipun nyawa mereka sendiri.
Bagaimana dengan kita para pengelola madrasah ? Tentunya, jika ingin berhasil dengan meneladani semangat berkorban para pahlawan kita pun harus mampu melakukannya. Dalam setiap langkah dan kegiatan yang mengarah demi kemajuan madrasah, sudah seyogianyalah kita berani berkorban dengan penuh semangat. Demi kemajuan madrasah kita harus siap mengorbankan waktu luang kita, korbankan pikiran dan tenaga serta kemampuan yang kita miliki.

Kalau kita cermati, bahwa dengan bekal cita-cita yang jelas, keberanian, semangat pantang menyerah, dan kemauan untuk berkorban dalam merencanakan, melaksanakan dan mengelola madrasah sebagaimana yang dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan bangsa kita, niscaya keberadaan madrasah kita pun akan mengalami kemajuan dan keberhasilan sebagaimana yang diharapkan. Semoga …!

Referensi : Pandai Matematika