Senin, 15 Desember 2014

JAMBORE RANTING KECAMATAN CITEUREUP TAHUN 2014

Dalam rangka melaksanakan program kerja Kwartir Ranting Kecamatan Citeureup dan menumbuhkembangkan semangat kepanduan peserta didik, Kwartir Ranting Kecamatan Citeureup menyelenggarakan kegiatan Jambore. Kegiatan Jambore Ranting (Jamran) 2014 pelaksanaannya dimulai hari Sabtu tanggal 13 Desember 2014 sampai dengan hari Minggu tanggal 14 Desember 2014 di Bumi Perkemahan Pakapuran Desa Tajur Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor.
Kegiatan Jambore tersebut diikuti oleh Gugus Depan yang berada di pangkalan SD/MI, SMP/MTs se-Kecamatan Citeureup dimana para peserta mulai hadir sejak pagi hari dengan penuh semangat yang dimulai dengan persiapan pendirian tenda pada lokasi yang telah ditentukan.
Kegiatan Jamran 2014 Kwartir Ranting Kecamatan Citeureup dibuka secara resmi oleh unsur Mabiran, yakni Camat Kecamatan Citeureup dalam hal ini diwakili oleh utusannya yang juga bertindak sebagai Pembina Upacara. Pada upacara pembukaan tersebut dihadiri pula oleh Muspika, Ka-UPTD Kecamatan Citeureup dan perwakilan dari Kwartir Cabang Kabupaten Bogor.
Dalam pidato sambutannya, Pembina Upacara antara lain menyampaikan, bahwa era globalisasi dewasa ini penuh dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, akan tetapi manusia tetap merupakan faktor penentu yang paling utama. Untuk itulah, kita ingin membangun manusia yang memiliki karakter, serta membangun bangsa yang memiliki watak yang kuat. bukan hanya membangun manusia atau kaum muda cerdas yang menguasai ilmu pengetahuan, akan tetapi juga kaum muda yang tangguh kepribadiannya, luhur budi pekertinya, hidup dalam kerukunan, kekompakan serta selalu bersatu dan menjunjung kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia
Peresmian pembukaan Jambore antara lain di tandai dengan penyematan tanda Peserta Jambore Ranting Citeureup 2014 secara simbolis oleh Pembina Upacara, yang kemudaian diikuti oleh seluruh peserta. Bahkan selanjutnya dilakukan peninjauan  langsung ke perkemahan oleh unsur Mabiran dan perwakilan Kwarcab Kabupaten Bogor didampingi Ketua Kawrran dan Ketua Pelaksana Jambore.
Dalam agenda kegiatan Jambore tersebut antara lain merupakan pendidikan kemandirian, melatih kedisiplinan, mencintai budaya daerah dan menumbuhkan persaudaraan bagi para peserta dengan berbagai kegiatan antara lain melalui permainan besar (enggrang dan bakiak), karnaval, tekpram, bhakti social, pentas seni dan api unggun.
Ketua Kwarran Kecamatan Citeureup Drs.H.Samsuri Husen antara lain mengatakan bahwa kegiatan Jambore di Kecamatan Citeureup diagendakan setiap tahun dan bertujuan agar para calon generasi muda dapat berlatih hidup bermasyarakat, mandiri, dan disiplin. Sedangkan biaya penyelenggaraan Jambore ini didukung semua gugus depan  yang sudah terprogram setiap tahunnya di sekolah masing-masing.
Menurut Ketua Pelaksana Jambore Ranting Kecamatan Citeureup tahun 2014, E.Sirojuddin, S.Ag bahwa kegiatan Jambore kali ini terasa lebih bermakna karena seiring dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 yang memuat pendidikan kpramukaan sebagai kegiatan ekstra kurikuler wajib di setiap sekolah akan mampu membangkitkan kembali semangat kepanduan para peserta didik sehingga proses pendidikan kepramukaan di setiap pangkalan dapat lebih giat dan aktif lagi. Pada kesempatan lain Ketua Pelaksana mengatakan bahwa kegiatan Jambore Ranting 2014 ini diikuti tidak kurang dari 1000 peserta didik yang merupakan anggota Pramuka Penggalang utusan dari SD/MI dan SMP/MTs, serta lebih dari 30 anggota Pramuka Penegak dari DKR Kecamatan Citeureup yang dilibatkan dalam kepanitiaan.
Selanjutnya, melalui kegiatan Jambore Ranting 2014 disamping merupakan pelaksanaan program kerja pengurus Kwarran juga merupakan salah satu bukti nyata tidak adanya perlakuan yang berbeda diantara gugus depan yang berpangkalan di SD dan MI, atau pun di SMP dan MTs. Hal ini perlu terus dijaga dan dipelihara mengingat dengan adanya kebersamaan dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan Kwarran akan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas Gerakan Pramuka yang ada khusunya di Kecamatan Citeureup.
Ketua Pelaksana Jambore yang juga Ketua KKMI Kecamatan Citeureup sangat mengharapkan di setiap MI yang ada di Kecamatan Citeureup, kegiatan Pramukanya dapat berjalan dengan aktif dan giat, karena bagaimana pun melalui kegiatan Pramuka yang dijalankan dengan kesungguhan dan latihan yang benar akan mampu mendukung pembentukan karakter peserta didik sesuai yang diharapkan, semoga !
Untuk dapat melihat beberapa fhoto kegiatan Jambore Ranting 2014 yang lainnya, silahkan klik di sini       

Rabu, 03 Desember 2014

PENTINGNYA ADMINISTRASI KELAS DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

Pelaksanaan administrasi pendidikan sangat penting dikarenakan menyangkut semua kegiatan-kegiatan madrasah, baik yang mengenai materi, perencanaan, kerjasama, kepemimpinan, komunikasi, penilaian dan sebagainya. Kesemuanya ini harus dikerjakan dan diatur sedemikian rupa sehingga menciptakan suasana yang memungkinkan terselenggaranya kondisi kegiatan belajar mengajar yang baik sehingga mencapai tujuan pendidikan. Pendukung utama tercapainya tujuan pengajaran adalah suasana kelas yang baik dalam arti seluas-luasnya, karena itu segala macam tindakan pembinaan pendidikan sepatutnya diarahkan pada kelas. Di kelaslah segala aspek pendidikan dan pengajaran bertemu dan berproses, guru dengan segala kemampuannya, kemudian siswa dengan segala latar belakang dan sifat-sifat individunya, kurikulum dengan segala komponennya dan materi serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasannya bertemu, berpadu, dan berinteraksi di kelas.
Kelas adalah sebuah ruang di lembaga pendidikan yang merupakan wadah tempat terjadinya proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan mentransfer ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada siswa sehingga terjadilah perubahan tingkah laku.
Agar pelaksanaan kegiatannya berjalan sesuai dengan tujuan, maka diperlukan pendataan terhadap seluruh komponen pembelajaran untuk diolah, dan dilaporkan hasilnya kepada kepala madrasah. Oleh karena itu diperlukan seperangkat yang disebut administrasi kelas. Dengan administrasi dan pengelolaan kelas yang baik dan menarik akan mendorong siswa untuk belajar dengan baik, serta memungkinkan tercapainya hasil yang baik pula, dan pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan secara maksimal. Berkenaan dengan pengelolaan kelas, sedikitnya ada 8 aspek pengelolaan kelas, yaitu: 
1. Mengecek kehadiran siswa
2. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa, dan menilai pekerjaan siswa tersebut.
3. Pendistribusian bahan dan alat 
4. Mengumpulkan informasi dari siswa 
5. Mencatat data siswa 
6. Pemeliharaan asrip 
7. Menyampaikan materi pembelajaran 
8. Memberikan tugas/PR
         Bidang garapan administrasi kelas, merupakan kegiatan catat mencatat (recording) dan lapor melapor (reporting) seluruh komponen kegiatan yang dilaksanakan di dalam kelas. Diantara administrasi kelas yang dibutuhkan adalah : Buku supervisi, Buku peniramaan dan pengambilan rapor, Daftar hadir siswa (absen), Buku penilaian, Buku mutasi siswa, Buku notulen rapat, Grafik absen siswa, Jadwal pelajaran, Buku keuangan, Papan absen harian, Buku tamu, Denah tempat duduk siswa, Buku BP, Daftar inventaris kelas, Buku UKS/berobat, Kalender pendidikan, dan administrasi lain yang dibutuhkan.
Keberadaan administrasi kelas tentunya tidak lengkap tanpa adanya manajemen kelas yang baik. Diantara kegiatan yang harus dilakukan dalam melaksanakan manajemen kelas adalah perencanaan kelas, pengorganisasian kelas, pengarahan kelas, koordinasi kelas, komunikasi kelas dan kontrol kelas.
Perencanaan Kelas, yang utama adalah menjabarkan kurikulum menjadi program pembelajaran yang konkrit sesuai dengan waktu yang tetsedia. Seperti: program tahunan, program semester, program bulanan,program mingguan, dan program harian. Selain itu perlu juga kegiatan ekstrakurikuler seperti: program pramuka, olahraga, kesenian, les belajar tambahan, bimbingan konseling, UKS, dsb. 
Pengorganisasian Kelas, Guru diharapkan dapat membagi beban kerja, tanggung jawab,wewenang kepada semua pihak (guru dan guru) dan juga mengikut sertakan siswa dalam pengelolaan kelas. Melengkapi alat-alat yang diperlukan dan membuat struktur organisasi kelas. 
Pengarahan Kelas, dilakukan agar setiap kegiatan tidak menyimpang dari tujuan dan ketentuan. Hal ini tentunya memerlukan bimbingan dan kerjasama dengan kepala madrasah,supervisor, dan konselor dengan jalan musyawarah. 
Koordinasi Kelas, bertujuan membawa semua material,fasilitas, dan teknik-teknik kedalam hubungan kerja yang harmonis dengan tugas dan peranan masing-masing untuk menyampaikan saran, pendapat dan gagasan baik dalam bidang kerjanya sendiri maupun bidang kerja yang menjadi tanggung jawab yang bersangkutan. 
Komunikasi Kelas, menunjukkan adanya hubungan manusiawi yang harmonis, dengan cara musyawarah,diskusi baik hubungan pribadi maupun kelompok dengan menggunakan jaringan komunikasi yang berdaya guna. 
Kontrol Kelas, apabila ada yang menemukan kekurangan tentunya perlu adanya upaya perbaikan, untuk itu perlu adanya control kerja terhadap program kelas yang telah disusun. Apabila ini sudah dilakukan maka akan muncul penilaian terhadap keberhasilan dan kegagalan kerja yang dilakukan. 
       Kegiatan manajemen kelas tersebut di atas mutlak dilaksanakan disamping kelengkapan administrasi kelas, jika ingin hasil yang baik dan tercapainya tujuan yang dikehendaki yakni mampu meningkatkan mutu pendidikan di madrasah yang kita cintai.
       Berikut contoh sederhana Buku Administrasi Guru Kelas yang diperlukan agar kegiatan mengelola kelas dapat direncanakan dan dilaksanakan sesuai yang diharapkan. Buku Administrasi guru kelas ini diperoleh dari pengalaman penulis dan dari berbagai sumber dengan penyesuaian seperlunya. Bagi Bapak/Ibu guru yang membutuhkan silahkan dapat mengunduhnya dengan cara klik DISINI, semoga bermanfaat.

Daftar Pustaka :  
Journal from UNM / 2014-10-29 17:49:47 Oleh : St. Asmah, Universitas Negeri Makassar
http://k-youlia.blogspot.com/2012/03/makalah-kelasmadrasah-dan.html

Senin, 01 Desember 2014

BIMBINGAN KONSELING DI MADRASAH IBTIDAIYAH

Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses pendidikan sebagai suatu system. Proses pendidikan adalah proses interaksi antara input alat dan input mentah. Input mentah adalah peserta didik, sedangkankan input alat adalah tujuan pendidikan, kerangka, tujuan dan materi kurikulum, fasilitas dan media pendidikan, system administrasi dan supervisi pendidikan, sistem penyampaian, tenaga pengajar, sistem evaluasi serta bimbingan konseling.
Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di madrasah, supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah yang semaksimal mungkin. Dengan demikian bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan madrasah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut.
Di Madrasah Ibtidaiyah, kegiatan Bimbingan Konseling tidak diberikan oleh Guru Pembimbing secara khusus seperti di jenjang pendidikan MTs/SMP dan MA/SMA. Guru kelas harus menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas menyampaikan semua materi pelajaran (kecuali Agama dan Penjaskes) dan memberikan layanan bimbingan konseling kepada semua siswa tanpa terkecuali.
Realitas di lapangan, khususnya di MI menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa.
Selain melaksanakan tugas pokoknya menyampaikan semua mata pelajaran, guru MI juga dibebani seperangkat administrasi yang harus dikerjakan sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara maksimal. Walaupun sudah memberikan layanan bimbingan konseling sesuai dengan kesempatan dan kemampuan, namun agaknya data pendukung yang berupa administrasi bimbingan konseling juga belum dikerjakan secara tertib sehingga terkesan pemberian layanan bimbingan konseling di MI "asal jalan".
Dalam berbagai pergeseran paradigma pembelajaran maupun pendidikan secara lebih luas, peran guru Bimbingan dan Konseling makin penting. Hal tersebut sejalan dengan masalah yang siswa hadapi semakin kompleks sehingga semakin banyak siswa yang memerlukan pendampingan agar dapat membantu mengenal dirinya dan lingkungannya agar ia dapat menempatkan diri di tengah lingkungan yang dinamis.
Dalam pelaksanaan pekerjaannya di madrasah guru Bimbingan dan Konseling dipengaruhi oleh persepsi kepala madrasah dan rekan sejawatnya terhadap pekerjaannya. Sebagian madrasah memandang bahwa pekerjaan bimbingan dan konseling adalah menyelesaikan masalah yang muncul pada siswa. Jika siswa berkelahi,  meninggalkan pelajaran tertentu karena hubngan baik dengan gurunya terkendala, sering tidak masuk madrasah, ada persoalan di rumah sehingga menggangu semangat belajarnya dan banyak lagi masalah yang sering muncul di madrasah. Masalah seperti itu, menjadi menu sehari-hari guru pembimbing.
Permasalah itu muncul karena sebagian pengelola madrasah sering memandang bahwa yang menjadi urusan bimbingan konseling jika siswa berperilaku meleset dari yang diharapkan. Sementara itu, siswa yang berperilaku baik dipandang tidak memerlukan bimbingan khusus, mereka dapat menentukan cara mengembangkan dirinya secara mandiri. Padahal tantangan sesungguhnya bagi madrasah adalah bagaimana meningkatkan daya juang kelompok bawah agar memiliki motivasi memperbaiki diri, kelompok siswa kebanyakan atau kelompok tengah dapat menyelesaikan studinya sesuai target.
Selama beberapa tahun belakang ini dunia pendidikan Indonesia sudah mengalami beberapa kali pergantian kurikulum. Seperti kurikulum 1994, Kurikulum 2004 atau yang sering dikenal sebagai Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), kurikulum 2006 atau yang dikenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan sekarang Kurikulum 2013. Seiring dengan perubahan kurikulum tersebut fungsi dari Bimbingan dan Konseling tetap mendapat peran penting dalam mendukung keberhasilan tercapainya tujuan dari proses pembelajaran. Bimbingan Konseling memiliki posisi tersendiri di dalam kurikulum yang telah berlaku. Tetapi terkadang terdapat berbagai perbedaan antara kurikulum yang berlaku dan yang sebelumnya. Contoh perbedaan Bimbingan Konseling dalam KTSP dan Bimbingan Konseling dalam Kurikulum 2013. Guru Bimbingan Konseling pada kurikulum 2013 khususnya akan memiliki peranan yang lebih penting. Pasalnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas dan sederajat penjurusan ditiadakan dan diganti dengan kelompok peminatan.
Dengan program peminatan guru BK harus memberikan pendampingan terhadap siswanya dengan lebih intensif. Dengan ini tugas guru BK pun menjadi lebih berat karena sejak awal harus mengarahkan siswanya ke minat, bakat, dan kecenderungan pilihan yang sesuai dengan kemampuan siswa sendiri. Karena pada dasarnya fungsi dari bimbingan konseling itu sendiri adalah pemahaman, pencegahan, pengentasan, pemeliharaan dan pengembangan, dan fungsi advokasi.
Berikut ini adalah beberpa perbedaan antara Bimbingan Konseling dalam KTSP dan Bimbingan Konseling dalam Kurikulum 2013:
No
Bimbingan Konseling dalam KTSP
Bimbingan Konseling dalam Kurikulum 2013
1.
BK bukan mata pelajaran
Belum jelas posisinya
2.
Tugas guru BK relatif lebih ringan
Tugas guru BK relatif lebih berat dan lebih intensif
3.
BK membimbing siswanya secara umum, karena dikelompokan menjadi kelompok program IPA dan IPS
BK membimbing siswanya lebih khusus, karena siswa dikelompokan ke dalam berbagai jenis minat (peminatan)
4.
Lebih mengacu kepada perkembangan diri siswa.
Lebih banyak mengacu kepada pendidikan karakter siswa.
5.
Guru BK maupun BK itu sendiri relatif kurang dekat dengan siswa
BK akan lebih dekat dengan siswa karena bimbingan ditujukan kepada siswa dengan minat dan bakat yang lebih spesifik
Keberhasilan proses bimbingan konseling tidak akan terlepas dari ketersediaan administrasi bimbingan konseling itu sendiri. Administrasi Bimbingan Konseling sangatlah diperlukan mulai dari program kerja. Daftar cek masalah, catatan kasus, satuan pendukung dan berbagai hal lainnya yang dibutuhkan.
Berikut beberapa administrasi Bimbingan Konseling (BK) yang diperlukan agar kegiatan bimbingan dapat direncanakan dan dilaksanakan sesuai yang diharapkan. Administrasi BK ini diperoleh dari berbagai sumber dengan penyesuaian seperlunya. Bagi bapak/ibu guru yang membutuhkan silahkan dapat mengunduhnya dengan cara klik DISINI, semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka :
http://effandi0009.blogspot.com/2011/11/bidang-bimbingan-dan-konseling-di.html
http://pedetanaksapi.blogspot.com/2013/06/perbedaan-bk-dalam-ktsp-dan-kurikulum.html

Sabtu, 29 November 2014

SELAMAT MENEMPUH UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2014/2015

Assalamu'alaikum War.Wab. Selamat berkunjung di website KKMI Kecamatan Citeureup. Kali ini kami posting tentang Ujian Akhir Semester (UAS) Ganjil yang merupakan bagian tak terpisahkan dari proses penilaian hasil pembelajaran. UAS merupakan salah satu jenis ulangan yang harus dilaksanakan setiap satuan pendidikan. 
Sebagaimana kita ketahui, bahwa ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Untuk mengukur keberhasilan proses pencapain kompetensi peserta didik, perlu ditetapkan KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi.
  1. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
  2. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
  3. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
  4. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut,
  5. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan dalam ujian nasional dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang akan diatur dalam POS Ujian Sekolah/Madrasah.
  6. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan.
Berbeda dengan tahun pelajaran sebelumnya, tahun ini khusus untuk siswa kelas 1 dan 4 di Madrasah Ibtidaiyah sudah menerapkan Kurikulum 2013 yang berarti sistem penilaiannya pun akan berbeda pula.
Pada Kurikulum 2013, penilaian merupakan bagian yang tidak terpisahkan/tidak terlepas dari pembelajaran. Pembelajaran di Madrasah/Sekolah menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) yang melibatkan kegiatan mengamati (observing), menanya (questioning), menalar (associating), mencoba (experimenting), dan membentuk jejaring (networking). Langkah-langkah pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Penilaian dilakukan oleh pendidik selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran untuk menilai kesiapan, proses, dan hasil belajar peserta didik yang mengarah pada ketercapaian kompetensi yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian hasil belajar merupakan penilaian autentik (authentic assessment). Penilaian oleh pendidik dapat berupa tes dan non tes yang dilakukan melalui ulangan dan penugasan. Perencanaan penilaian hasil belajar oleh pendidik dicantumkan dalam silabus dan dijabarkan di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk: mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, memantau kemajuan, dan memperbaiki hasil belajar peserta didik. Macam-macam ulangan terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester.
  • Ulangan harian (UH) merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedial.
  • Ulangan tengah semester (UTS) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
  • Ulangan akhir semester (UAS) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
Penugasan dapat diberikan oleh pendidik sebagai tugas secara mandiri (individual) atau berkelompok dalam bentuk pekerjaan rumah, projek, dan portofolio.
  • Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
  • Portofolio adalah kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
Kegiatan Ulangan Akhir Semester pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 tingkat MI akan dilaksanakan pada tanggal 8 s.d. 13 Desember 2014. Oleh karena itu proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus sudah terselesaikan sebelum tanggal pelaksanaan UAS tersebut.
Bagi siswa-siswi MI khususnya yang ada di Kecamatan Citeureup kami mengucapkan "Selamat Menempuh Ujian Akhir Semester Ganjil Tahun 2014" semoga diberikan kelancaran, kemudahan, dan mendapatkan nilai yang baik tentunya.
Untuk Jadwal UAS Semester Ganjil silahkan dapat diunduh DISINI

Selasa, 21 Oktober 2014

SABISA BISA, KUDU BISA, PASTI BISA

Bahwa "Membangun sebuah data yang valid memang tidak gampang. Tapi lebih tidak gampang lagi jika ingin membangun tanpa sebuah data". Disinilah pentingnya fungsi Operator Madrasah dalam menyelesaikan suatu pendataan. Begitu banyaknya pendataan yang harus dikerjakan oleh operator, baik data siswa, data pendidikan dan tenaga kependidikan, data lembaga, data sarana/prasarana, dan masih banyak data lainnya membuat kerja operator begitu sangat berharga.
Dikatakan bahwa tugas operator begitu berharga, tentu saja sebab tujuan pendataan adalah untuk memperoleh data valid dan mutakhir. Data tersebut akan digunakan untuk dijadikan pertimbangan pemberian bantuan kepada madrasah, baik berupa program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari sumber APBN, Bantuan Operasional Sekolah dari sumber APBD (BOSPROV), Rehabilitasi ruang belajar (ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, dls), Dana Alokasi Khusus (DAK), Ruang Kelas Baru, Subsidi bagi siswa kurang mampu secara ekonomi, Subsidi/tunjangan bagi guru, dan lain sebagainya.
 
Untuk memperoleh data valid tentunya bukan pekerjaan yang mudah, disamping sumber data yang harus benar dan akurat juga diperlukan keseriusan, ketelitian dan semangat kerja yang tinggi disamping sarana atau fasilitas yang memadai. Begitu seringnya dialami oleh operator pada saat pendataan, dimana data yang dimiliki tidak atau belum lengkap bahkan terkadang ketika memerlukan akses internet terkendala dengan gangguan sinyal, atau paket data pada modem yang digunakan tidak mencukupi sehingga limit waktu pendataan yang ditentukan terkadang terlewati. Sering juga dialami pada saat pendataan, dimana data yang dikerjakan belum selesai sudah datang data lain yang harus segera diselesaikan sehingga pekerjaan menjadi menumpuk.
 
Kondisi tersebut di atas, bukan berarti seorang operator harus menyerah sehingga menjadi malas dan tidak semangat lagi, akan tetapi justru harus berusaha mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi tersebut dengan bijak dan tetap semangat. Ada pepatah bahasa sunda mengatakan : "Sabisa-bisa, Kudu Bisa, Pasti Bisa" artinya dengan berusaha semaksimal mungkin, mencari solusi permasalahan yang dihadapi dengan tetap semangat kerja yang tinggi, tentu pekerjaan tersebut pada akhirnya akan dapat diselesaikan.
 
Operator Madrasah yang tergabung dalam Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Kecamatan Citeureup senantiasa berusaha menjaga kekompakan dan kebersamaan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. sebab sangat diyakini dan dirasakan bahwa dengan bekerjasama tentunya permasalahan yang dihadapi bisa sharing dan saling bantu. Demikian juga pada saat penyusunan RKAM 2014 dan Validasi Data Emis Dekstop, para Operator Madrasah berusaha bekerja sama dengan penuh semangat kebersamaan menyediakan waktu khusus selama dua hari di salah satu Villa kawasan Puncak Tugu Cisarua Bogor. 
Dengan semboyan dari pepatah sunda "Sabisa-bisa, Kudu Bisa, Pasti Bisa" para Operator Madrasah berusaha menyelesaikan pekerjaan dengan target : 
  1. Setiap madrasah memiliki RKAM yang valid, dan SPJ yang benar-benar sesuai juknis dan dapat dipertanggungjawabkan, 
  2. Validasi Data pada Emis Dekstop terselesaikan dengan data yang benar,
  3. Setiap madrasah memiliki administrasi yang lengkap melalui pembekalan materi Penatakelolaan Madrasah,
  4. Verval NUPTK, dan
  5. Validasi dan calon peserta USM 2015 melalui aplikasi Offline yang ditentukan.
Kesemuanya kegiatan tersebut, diprakarsai oleh pengurus KKMI Kecamatan Citeureup dibawah arahan dan bimbingan pengawas pembina wilayah kecamatan Citeureup, yakni Bapak Drs. Memed Asri, M.Pd.I dan Bapak Yahya, S.Pd.I serta dibantu oleh tim operator kabupaten yakni Bapak Aceng Fitri, S.Pd.I.

Sabtu, 16 Agustus 2014

BIMTEK IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI KEPALA DAN GURU MI SE-KECAMATAN CITEUREUP



Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Kecamatan Citeureup menggelar acara Bimbingan Teknis Kurikulum 2013 bagi Kepala dan Guru Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Citeureup pada 8-10 Agustus 2014 di Hotel Hotel Shapire Cipayung Cisarua Bogor dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas guru madrasah khususnya Guru MI di Kecamatan Citeureup dalam proses pembelajaran. Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor.

Kasi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Bogor, Drs.H.Matnur, MM, M.Si menyampaikan dalam sambutannya bahwa Kementerian Agama siap untuk menggunakan dan melaksanakan Kurikulum 2013 (K13) untuk mata pelajaran yang menjadi kekhasan madrasah, yaitu: rumpun Pendidikan Agama Islam (Al-Quran Hadits, Akidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam) dan Bahasa Arab, bahkan  Mata Pelajaran Umum dan akan berupaya untuk dapat melakukan sosialisasi pembelajaran kurikulum 2013 kepada guru-guru madrasah.
Kepada peserta Bimtek, Kasi Dikmad menandaskan bahwa  dalam kurikulum 2013, guru berperan sebagai fasilitator, sebagai desain pembelajaran, dimana Pusat pembelajaran ada pada peserta didik, maka guru harus mendorong peserta didik menjadi lebih kreatif dan mandiri dan peserta didik mampu belajar sendiri.
“Mendidik ibarat menanam pohon. Pertama harus menyiapkan lahan, kedua menggali, kemudian menanam, terus menyiram dan merawat. Artinya guru harus menyiapkan bukan saja materi tapi mengetahui kesiapan peserta didik, kemudian harus menggali potensi peserta didik” paparnya serius.
Guru juga harus membimbing karakternya sehingga peserta didik dapat mandiri, menemukan sendiri, dan mengevaluasi hasil kerjanya, dan Mata pelajaran yang satu dengan yang lain harus saling membangun menjadi sebuah pola bangunan yang utuh,

Pada sesi penyampaian materi, Nara Sumber dari Pokjawas Kementerian Agama Kabupaten Bogor Drs.H.Himayatul Islam, M.Pd menyampaikan bahwa dalam menghadapi akan diberlakukannya kurikulum 2013 secara bertahap dan terbatas, setidaknya ada 3 (tiga) hal yang harus diperhatikan guru antara lain Pertama, perubahan mind set / pola pikir. Pengembangan kurikulum dengan pendekatan saintifik memungkinkan siswa untuk terlibat aktif  dalam pembelajaran melalui mengamati, menanya, menalar pada proses inquiry, eksplorasi, dan elaborasi.  
“Perubahan pola pikir guru dibutuhkan untuk bisa berperan lebih menjadi fasilitator dan motivator dari pada inisiator dan eksekutor, dalam merubah dari teacher centered ke student centered”. Selanjutnya, untuk mewujudkan perubahan mindset guru diperlukan adanya good will dari para guru untuk merubah mind set-nya bahwa tugas mengajar adalah sebagai komitmen profesi dalam membelajarkan dan mencerdaskan anak bangsa”tutur Himayatul Islam.  
Selain itu, diperlukan tindakan konstruktif dan inovatif guru, dimana rencana pengembangan kurikulum 2013 yang akan diikuti dengan fasilitasi buku siswa, buku pedoman guru, maupun silabus serta RPP-nya tentunya tidak malah membuat guru merasa “santai”  dalam mengajar, tetapi hal ini dimaksudkan supaya  guru tidak lagi terlalu disibukkan dengan hal-hal yang bersifat sosiatif, tetapi lebih pada kegiatan inovatif akademis pembelajaran di kelas. “Keahliaan, kejelian dan kecerdasan guru dalam meramu “ kompetensi inti, dan kompetensi dasar; aspek sikap, pengetahuan, dan aspek keterampilan; akan menghasilkan siswa yang kompeten” paparnya lebih lanjut.
Selanjutnya, bahwa Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) baik melalui  level madrasah maupun kelompok/wadah se-profesi (KKG/MGMP), mutlak perlu dilaksanakan dan ditingkatkan untuk saling asah, asih, dan asuh ocial kolega guna menghasilkan siswa-siswa yang cerdas dan unggul.   

Ketua KKMI Kecamatan Citeureup E.Sirojuddin, S.Ag, selain memaparkan latar belakang, dasar dan tujuan diselenggarakannya Bimtek Kurikulum 2013 bagi Kepala dan Guru-guru MI se-KKMI Citeureup, juga berpesan agar guru memiliki sikap teladan, dimana tugas mendidik guru perlu dikedepankan dalam aspek penguatan sikap dan budi pekerti siswa. Pendidikan karakter tidak hanya terhenti pada pengetahuan saja akan tetapi perlu suatu pengintegrasian pada pembiasaan pembelajaran, suri tauladan, apresiasi dan implementasi norma akademis yang nantinya tercermin pada norma sosial yang semakin utuh dalam praktek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
“Terkait dengan hal tersebut,  tugas guru utamanya untuk mengintegrasikan nilai sikap dan pendidikan karakter dalam praktik pembelajaran yang diampunya, yang selanjutnya akan menjadi school culture untuk bisa merambah identitas diri pribadi siswa yang berkarakter. Inilah yang dibutuhkan dalam kehidupan kelak menyongsong ketatnya persaingan global untuk tetap berpegang pada jati diri bangsa”, pungkasnya. 

Narasumber Bimtek Kurtilas dari Pengurus KKMI Kabupaten Bogor, Yusuf Alamsyah, M.Pd menyampaikan tentang elemen elemen perubahan dalam 2013 Perubahan yang sangat mendasar pada kurikulum 2013 adalah standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian.
Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan. Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama, yakni  Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian.” paparnya.
 
Pelaksanaan Bimtek itu sendiri diikuti oleh para peserta yang terdiri dari seluruh Kepala Madrasah serta Guru kelas I dan IV se-KKMI Citeureup dengan serius dan antusias, hal itu tergambar dari hidupnya dialog peserta dengan narasumber dan peserta pun mempraktekkan langsung inti dari kurikulum 2013.

Album kegiatan Bimtek dapat juga dilihat dengan mengunjungi link tautan DISINI.