Senin, 01 Desember 2014

BIMBINGAN KONSELING DI MADRASAH IBTIDAIYAH

Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses pendidikan sebagai suatu system. Proses pendidikan adalah proses interaksi antara input alat dan input mentah. Input mentah adalah peserta didik, sedangkankan input alat adalah tujuan pendidikan, kerangka, tujuan dan materi kurikulum, fasilitas dan media pendidikan, system administrasi dan supervisi pendidikan, sistem penyampaian, tenaga pengajar, sistem evaluasi serta bimbingan konseling.
Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di madrasah, supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah yang semaksimal mungkin. Dengan demikian bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan madrasah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut.
Di Madrasah Ibtidaiyah, kegiatan Bimbingan Konseling tidak diberikan oleh Guru Pembimbing secara khusus seperti di jenjang pendidikan MTs/SMP dan MA/SMA. Guru kelas harus menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas menyampaikan semua materi pelajaran (kecuali Agama dan Penjaskes) dan memberikan layanan bimbingan konseling kepada semua siswa tanpa terkecuali.
Realitas di lapangan, khususnya di MI menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa.
Selain melaksanakan tugas pokoknya menyampaikan semua mata pelajaran, guru MI juga dibebani seperangkat administrasi yang harus dikerjakan sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara maksimal. Walaupun sudah memberikan layanan bimbingan konseling sesuai dengan kesempatan dan kemampuan, namun agaknya data pendukung yang berupa administrasi bimbingan konseling juga belum dikerjakan secara tertib sehingga terkesan pemberian layanan bimbingan konseling di MI "asal jalan".
Dalam berbagai pergeseran paradigma pembelajaran maupun pendidikan secara lebih luas, peran guru Bimbingan dan Konseling makin penting. Hal tersebut sejalan dengan masalah yang siswa hadapi semakin kompleks sehingga semakin banyak siswa yang memerlukan pendampingan agar dapat membantu mengenal dirinya dan lingkungannya agar ia dapat menempatkan diri di tengah lingkungan yang dinamis.
Dalam pelaksanaan pekerjaannya di madrasah guru Bimbingan dan Konseling dipengaruhi oleh persepsi kepala madrasah dan rekan sejawatnya terhadap pekerjaannya. Sebagian madrasah memandang bahwa pekerjaan bimbingan dan konseling adalah menyelesaikan masalah yang muncul pada siswa. Jika siswa berkelahi,  meninggalkan pelajaran tertentu karena hubngan baik dengan gurunya terkendala, sering tidak masuk madrasah, ada persoalan di rumah sehingga menggangu semangat belajarnya dan banyak lagi masalah yang sering muncul di madrasah. Masalah seperti itu, menjadi menu sehari-hari guru pembimbing.
Permasalah itu muncul karena sebagian pengelola madrasah sering memandang bahwa yang menjadi urusan bimbingan konseling jika siswa berperilaku meleset dari yang diharapkan. Sementara itu, siswa yang berperilaku baik dipandang tidak memerlukan bimbingan khusus, mereka dapat menentukan cara mengembangkan dirinya secara mandiri. Padahal tantangan sesungguhnya bagi madrasah adalah bagaimana meningkatkan daya juang kelompok bawah agar memiliki motivasi memperbaiki diri, kelompok siswa kebanyakan atau kelompok tengah dapat menyelesaikan studinya sesuai target.
Selama beberapa tahun belakang ini dunia pendidikan Indonesia sudah mengalami beberapa kali pergantian kurikulum. Seperti kurikulum 1994, Kurikulum 2004 atau yang sering dikenal sebagai Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), kurikulum 2006 atau yang dikenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan sekarang Kurikulum 2013. Seiring dengan perubahan kurikulum tersebut fungsi dari Bimbingan dan Konseling tetap mendapat peran penting dalam mendukung keberhasilan tercapainya tujuan dari proses pembelajaran. Bimbingan Konseling memiliki posisi tersendiri di dalam kurikulum yang telah berlaku. Tetapi terkadang terdapat berbagai perbedaan antara kurikulum yang berlaku dan yang sebelumnya. Contoh perbedaan Bimbingan Konseling dalam KTSP dan Bimbingan Konseling dalam Kurikulum 2013. Guru Bimbingan Konseling pada kurikulum 2013 khususnya akan memiliki peranan yang lebih penting. Pasalnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas dan sederajat penjurusan ditiadakan dan diganti dengan kelompok peminatan.
Dengan program peminatan guru BK harus memberikan pendampingan terhadap siswanya dengan lebih intensif. Dengan ini tugas guru BK pun menjadi lebih berat karena sejak awal harus mengarahkan siswanya ke minat, bakat, dan kecenderungan pilihan yang sesuai dengan kemampuan siswa sendiri. Karena pada dasarnya fungsi dari bimbingan konseling itu sendiri adalah pemahaman, pencegahan, pengentasan, pemeliharaan dan pengembangan, dan fungsi advokasi.
Berikut ini adalah beberpa perbedaan antara Bimbingan Konseling dalam KTSP dan Bimbingan Konseling dalam Kurikulum 2013:
No
Bimbingan Konseling dalam KTSP
Bimbingan Konseling dalam Kurikulum 2013
1.
BK bukan mata pelajaran
Belum jelas posisinya
2.
Tugas guru BK relatif lebih ringan
Tugas guru BK relatif lebih berat dan lebih intensif
3.
BK membimbing siswanya secara umum, karena dikelompokan menjadi kelompok program IPA dan IPS
BK membimbing siswanya lebih khusus, karena siswa dikelompokan ke dalam berbagai jenis minat (peminatan)
4.
Lebih mengacu kepada perkembangan diri siswa.
Lebih banyak mengacu kepada pendidikan karakter siswa.
5.
Guru BK maupun BK itu sendiri relatif kurang dekat dengan siswa
BK akan lebih dekat dengan siswa karena bimbingan ditujukan kepada siswa dengan minat dan bakat yang lebih spesifik
Keberhasilan proses bimbingan konseling tidak akan terlepas dari ketersediaan administrasi bimbingan konseling itu sendiri. Administrasi Bimbingan Konseling sangatlah diperlukan mulai dari program kerja. Daftar cek masalah, catatan kasus, satuan pendukung dan berbagai hal lainnya yang dibutuhkan.
Berikut beberapa administrasi Bimbingan Konseling (BK) yang diperlukan agar kegiatan bimbingan dapat direncanakan dan dilaksanakan sesuai yang diharapkan. Administrasi BK ini diperoleh dari berbagai sumber dengan penyesuaian seperlunya. Bagi bapak/ibu guru yang membutuhkan silahkan dapat mengunduhnya dengan cara klik DISINI, semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka :
http://effandi0009.blogspot.com/2011/11/bidang-bimbingan-dan-konseling-di.html
http://pedetanaksapi.blogspot.com/2013/06/perbedaan-bk-dalam-ktsp-dan-kurikulum.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar