Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting
dalam proses pendidikan sebagai suatu system. Proses pendidikan adalah proses
interaksi antara input alat dan input mentah. Input mentah adalah peserta
didik, sedangkankan input alat adalah tujuan pendidikan, kerangka, tujuan dan
materi kurikulum, fasilitas dan media pendidikan, system administrasi dan
supervisi pendidikan, sistem penyampaian, tenaga pengajar, sistem evaluasi
serta bimbingan konseling.
Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi
persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu
sangat tepat jika diberikan di madrasah, supaya setiap siswa lebih berkembang
ke arah yang semaksimal mungkin. Dengan demikian bimbingan menjadi bidang
layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan madrasah yang ditangani
oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut.
Di Madrasah Ibtidaiyah, kegiatan Bimbingan Konseling tidak
diberikan oleh Guru Pembimbing secara khusus seperti di jenjang pendidikan MTs/SMP
dan MA/SMA. Guru kelas harus menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas
menyampaikan semua materi pelajaran (kecuali Agama dan Penjaskes) dan
memberikan layanan bimbingan konseling kepada semua siswa tanpa terkecuali.
Realitas di lapangan, khususnya di MI menunjukkan bahwa
peran guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan
secara optimal mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan
beban sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling kurang membawa
dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa.
Selain melaksanakan tugas pokoknya menyampaikan semua mata
pelajaran, guru MI juga dibebani seperangkat administrasi yang harus dikerjakan
sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling belum dapat dilakukan
secara maksimal. Walaupun sudah memberikan layanan bimbingan konseling sesuai
dengan kesempatan dan kemampuan, namun agaknya data pendukung yang berupa
administrasi bimbingan konseling juga belum dikerjakan secara tertib sehingga
terkesan pemberian layanan bimbingan konseling di MI "asal jalan".
Dalam berbagai pergeseran paradigma pembelajaran maupun
pendidikan secara lebih luas, peran guru Bimbingan dan Konseling makin penting.
Hal tersebut sejalan dengan masalah yang siswa hadapi semakin kompleks sehingga
semakin banyak siswa yang memerlukan pendampingan agar dapat membantu mengenal
dirinya dan lingkungannya agar ia dapat menempatkan diri di tengah lingkungan
yang dinamis.
Dalam pelaksanaan pekerjaannya di madrasah guru Bimbingan
dan Konseling dipengaruhi oleh persepsi kepala madrasah dan rekan sejawatnya
terhadap pekerjaannya. Sebagian madrasah memandang bahwa pekerjaan bimbingan
dan konseling adalah menyelesaikan masalah yang muncul pada siswa. Jika siswa
berkelahi, meninggalkan pelajaran tertentu karena hubngan baik dengan
gurunya terkendala, sering tidak masuk madrasah, ada persoalan di rumah
sehingga menggangu semangat belajarnya dan banyak lagi masalah yang sering
muncul di madrasah. Masalah seperti itu, menjadi menu sehari-hari guru
pembimbing.
Permasalah itu muncul karena sebagian pengelola madrasah
sering memandang bahwa yang menjadi urusan bimbingan konseling jika siswa
berperilaku meleset dari yang diharapkan. Sementara itu, siswa yang berperilaku
baik dipandang tidak memerlukan bimbingan khusus, mereka dapat menentukan cara
mengembangkan dirinya secara mandiri. Padahal tantangan sesungguhnya bagi madrasah
adalah bagaimana meningkatkan daya juang kelompok bawah agar memiliki motivasi
memperbaiki diri, kelompok siswa kebanyakan atau kelompok tengah dapat
menyelesaikan studinya sesuai target.
Selama beberapa tahun belakang ini dunia pendidikan Indonesia
sudah mengalami beberapa kali pergantian kurikulum. Seperti kurikulum 1994,
Kurikulum 2004 atau yang sering dikenal sebagai Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK), kurikulum 2006 atau yang dikenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), dan sekarang Kurikulum 2013. Seiring dengan perubahan
kurikulum tersebut fungsi dari Bimbingan dan Konseling tetap mendapat peran
penting dalam mendukung keberhasilan tercapainya tujuan dari proses
pembelajaran. Bimbingan Konseling
memiliki posisi tersendiri di dalam kurikulum yang telah berlaku. Tetapi terkadang
terdapat berbagai perbedaan antara kurikulum yang berlaku dan yang sebelumnya.
Contoh perbedaan Bimbingan Konseling dalam KTSP dan Bimbingan Konseling dalam
Kurikulum 2013. Guru Bimbingan Konseling pada kurikulum 2013 khususnya akan
memiliki peranan yang lebih penting. Pasalnya pada tingkat Sekolah Menengah
Atas dan sederajat penjurusan ditiadakan dan diganti dengan kelompok peminatan.
Dengan program peminatan guru BK harus memberikan
pendampingan terhadap siswanya dengan lebih intensif. Dengan ini tugas guru BK
pun menjadi lebih berat karena sejak awal harus mengarahkan siswanya ke minat,
bakat, dan kecenderungan pilihan yang sesuai dengan kemampuan siswa sendiri.
Karena pada dasarnya fungsi dari bimbingan konseling itu sendiri adalah
pemahaman, pencegahan, pengentasan, pemeliharaan dan pengembangan, dan fungsi
advokasi.
Berikut ini adalah beberpa perbedaan antara Bimbingan
Konseling dalam KTSP dan Bimbingan Konseling dalam Kurikulum 2013:
No
|
Bimbingan Konseling dalam KTSP
|
Bimbingan Konseling dalam Kurikulum 2013
|
1.
|
BK bukan mata
pelajaran
|
Belum jelas
posisinya
|
2.
|
Tugas guru BK
relatif lebih ringan
|
Tugas guru BK
relatif lebih berat dan lebih intensif
|
3.
|
BK membimbing
siswanya secara umum, karena dikelompokan menjadi kelompok program IPA dan
IPS
|
BK membimbing
siswanya lebih khusus, karena siswa dikelompokan ke dalam berbagai jenis
minat (peminatan)
|
4.
|
Lebih mengacu
kepada perkembangan diri siswa.
|
Lebih banyak
mengacu kepada pendidikan karakter siswa.
|
5.
|
Guru BK maupun BK
itu sendiri relatif kurang dekat dengan siswa
|
BK akan lebih dekat
dengan siswa karena bimbingan ditujukan kepada siswa dengan minat dan bakat
yang lebih spesifik
|
Keberhasilan proses bimbingan konseling tidak akan terlepas
dari ketersediaan administrasi bimbingan konseling itu sendiri. Administrasi
Bimbingan Konseling sangatlah diperlukan mulai dari program kerja. Daftar cek
masalah, catatan kasus, satuan pendukung dan berbagai hal lainnya yang
dibutuhkan.
Berikut beberapa administrasi Bimbingan Konseling (BK) yang diperlukan
agar kegiatan bimbingan dapat direncanakan dan dilaksanakan sesuai yang
diharapkan. Administrasi BK ini diperoleh dari berbagai sumber dengan penyesuaian
seperlunya. Bagi bapak/ibu guru yang membutuhkan silahkan dapat mengunduhnya
dengan cara klik DISINI, semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka :
http://effandi0009.blogspot.com/2011/11/bidang-bimbingan-dan-konseling-di.html
http://pedetanaksapi.blogspot.com/2013/06/perbedaan-bk-dalam-ktsp-dan-kurikulum.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar