Senin, 15 Desember 2014

JAMBORE RANTING KECAMATAN CITEUREUP TAHUN 2014

Dalam rangka melaksanakan program kerja Kwartir Ranting Kecamatan Citeureup dan menumbuhkembangkan semangat kepanduan peserta didik, Kwartir Ranting Kecamatan Citeureup menyelenggarakan kegiatan Jambore. Kegiatan Jambore Ranting (Jamran) 2014 pelaksanaannya dimulai hari Sabtu tanggal 13 Desember 2014 sampai dengan hari Minggu tanggal 14 Desember 2014 di Bumi Perkemahan Pakapuran Desa Tajur Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor.
Kegiatan Jambore tersebut diikuti oleh Gugus Depan yang berada di pangkalan SD/MI, SMP/MTs se-Kecamatan Citeureup dimana para peserta mulai hadir sejak pagi hari dengan penuh semangat yang dimulai dengan persiapan pendirian tenda pada lokasi yang telah ditentukan.
Kegiatan Jamran 2014 Kwartir Ranting Kecamatan Citeureup dibuka secara resmi oleh unsur Mabiran, yakni Camat Kecamatan Citeureup dalam hal ini diwakili oleh utusannya yang juga bertindak sebagai Pembina Upacara. Pada upacara pembukaan tersebut dihadiri pula oleh Muspika, Ka-UPTD Kecamatan Citeureup dan perwakilan dari Kwartir Cabang Kabupaten Bogor.
Dalam pidato sambutannya, Pembina Upacara antara lain menyampaikan, bahwa era globalisasi dewasa ini penuh dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, akan tetapi manusia tetap merupakan faktor penentu yang paling utama. Untuk itulah, kita ingin membangun manusia yang memiliki karakter, serta membangun bangsa yang memiliki watak yang kuat. bukan hanya membangun manusia atau kaum muda cerdas yang menguasai ilmu pengetahuan, akan tetapi juga kaum muda yang tangguh kepribadiannya, luhur budi pekertinya, hidup dalam kerukunan, kekompakan serta selalu bersatu dan menjunjung kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia
Peresmian pembukaan Jambore antara lain di tandai dengan penyematan tanda Peserta Jambore Ranting Citeureup 2014 secara simbolis oleh Pembina Upacara, yang kemudaian diikuti oleh seluruh peserta. Bahkan selanjutnya dilakukan peninjauan  langsung ke perkemahan oleh unsur Mabiran dan perwakilan Kwarcab Kabupaten Bogor didampingi Ketua Kawrran dan Ketua Pelaksana Jambore.
Dalam agenda kegiatan Jambore tersebut antara lain merupakan pendidikan kemandirian, melatih kedisiplinan, mencintai budaya daerah dan menumbuhkan persaudaraan bagi para peserta dengan berbagai kegiatan antara lain melalui permainan besar (enggrang dan bakiak), karnaval, tekpram, bhakti social, pentas seni dan api unggun.
Ketua Kwarran Kecamatan Citeureup Drs.H.Samsuri Husen antara lain mengatakan bahwa kegiatan Jambore di Kecamatan Citeureup diagendakan setiap tahun dan bertujuan agar para calon generasi muda dapat berlatih hidup bermasyarakat, mandiri, dan disiplin. Sedangkan biaya penyelenggaraan Jambore ini didukung semua gugus depan  yang sudah terprogram setiap tahunnya di sekolah masing-masing.
Menurut Ketua Pelaksana Jambore Ranting Kecamatan Citeureup tahun 2014, E.Sirojuddin, S.Ag bahwa kegiatan Jambore kali ini terasa lebih bermakna karena seiring dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 yang memuat pendidikan kpramukaan sebagai kegiatan ekstra kurikuler wajib di setiap sekolah akan mampu membangkitkan kembali semangat kepanduan para peserta didik sehingga proses pendidikan kepramukaan di setiap pangkalan dapat lebih giat dan aktif lagi. Pada kesempatan lain Ketua Pelaksana mengatakan bahwa kegiatan Jambore Ranting 2014 ini diikuti tidak kurang dari 1000 peserta didik yang merupakan anggota Pramuka Penggalang utusan dari SD/MI dan SMP/MTs, serta lebih dari 30 anggota Pramuka Penegak dari DKR Kecamatan Citeureup yang dilibatkan dalam kepanitiaan.
Selanjutnya, melalui kegiatan Jambore Ranting 2014 disamping merupakan pelaksanaan program kerja pengurus Kwarran juga merupakan salah satu bukti nyata tidak adanya perlakuan yang berbeda diantara gugus depan yang berpangkalan di SD dan MI, atau pun di SMP dan MTs. Hal ini perlu terus dijaga dan dipelihara mengingat dengan adanya kebersamaan dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan Kwarran akan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas Gerakan Pramuka yang ada khusunya di Kecamatan Citeureup.
Ketua Pelaksana Jambore yang juga Ketua KKMI Kecamatan Citeureup sangat mengharapkan di setiap MI yang ada di Kecamatan Citeureup, kegiatan Pramukanya dapat berjalan dengan aktif dan giat, karena bagaimana pun melalui kegiatan Pramuka yang dijalankan dengan kesungguhan dan latihan yang benar akan mampu mendukung pembentukan karakter peserta didik sesuai yang diharapkan, semoga !
Untuk dapat melihat beberapa fhoto kegiatan Jambore Ranting 2014 yang lainnya, silahkan klik di sini       

Rabu, 03 Desember 2014

PENTINGNYA ADMINISTRASI KELAS DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

Pelaksanaan administrasi pendidikan sangat penting dikarenakan menyangkut semua kegiatan-kegiatan madrasah, baik yang mengenai materi, perencanaan, kerjasama, kepemimpinan, komunikasi, penilaian dan sebagainya. Kesemuanya ini harus dikerjakan dan diatur sedemikian rupa sehingga menciptakan suasana yang memungkinkan terselenggaranya kondisi kegiatan belajar mengajar yang baik sehingga mencapai tujuan pendidikan. Pendukung utama tercapainya tujuan pengajaran adalah suasana kelas yang baik dalam arti seluas-luasnya, karena itu segala macam tindakan pembinaan pendidikan sepatutnya diarahkan pada kelas. Di kelaslah segala aspek pendidikan dan pengajaran bertemu dan berproses, guru dengan segala kemampuannya, kemudian siswa dengan segala latar belakang dan sifat-sifat individunya, kurikulum dengan segala komponennya dan materi serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasannya bertemu, berpadu, dan berinteraksi di kelas.
Kelas adalah sebuah ruang di lembaga pendidikan yang merupakan wadah tempat terjadinya proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan mentransfer ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada siswa sehingga terjadilah perubahan tingkah laku.
Agar pelaksanaan kegiatannya berjalan sesuai dengan tujuan, maka diperlukan pendataan terhadap seluruh komponen pembelajaran untuk diolah, dan dilaporkan hasilnya kepada kepala madrasah. Oleh karena itu diperlukan seperangkat yang disebut administrasi kelas. Dengan administrasi dan pengelolaan kelas yang baik dan menarik akan mendorong siswa untuk belajar dengan baik, serta memungkinkan tercapainya hasil yang baik pula, dan pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan secara maksimal. Berkenaan dengan pengelolaan kelas, sedikitnya ada 8 aspek pengelolaan kelas, yaitu: 
1. Mengecek kehadiran siswa
2. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa, dan menilai pekerjaan siswa tersebut.
3. Pendistribusian bahan dan alat 
4. Mengumpulkan informasi dari siswa 
5. Mencatat data siswa 
6. Pemeliharaan asrip 
7. Menyampaikan materi pembelajaran 
8. Memberikan tugas/PR
         Bidang garapan administrasi kelas, merupakan kegiatan catat mencatat (recording) dan lapor melapor (reporting) seluruh komponen kegiatan yang dilaksanakan di dalam kelas. Diantara administrasi kelas yang dibutuhkan adalah : Buku supervisi, Buku peniramaan dan pengambilan rapor, Daftar hadir siswa (absen), Buku penilaian, Buku mutasi siswa, Buku notulen rapat, Grafik absen siswa, Jadwal pelajaran, Buku keuangan, Papan absen harian, Buku tamu, Denah tempat duduk siswa, Buku BP, Daftar inventaris kelas, Buku UKS/berobat, Kalender pendidikan, dan administrasi lain yang dibutuhkan.
Keberadaan administrasi kelas tentunya tidak lengkap tanpa adanya manajemen kelas yang baik. Diantara kegiatan yang harus dilakukan dalam melaksanakan manajemen kelas adalah perencanaan kelas, pengorganisasian kelas, pengarahan kelas, koordinasi kelas, komunikasi kelas dan kontrol kelas.
Perencanaan Kelas, yang utama adalah menjabarkan kurikulum menjadi program pembelajaran yang konkrit sesuai dengan waktu yang tetsedia. Seperti: program tahunan, program semester, program bulanan,program mingguan, dan program harian. Selain itu perlu juga kegiatan ekstrakurikuler seperti: program pramuka, olahraga, kesenian, les belajar tambahan, bimbingan konseling, UKS, dsb. 
Pengorganisasian Kelas, Guru diharapkan dapat membagi beban kerja, tanggung jawab,wewenang kepada semua pihak (guru dan guru) dan juga mengikut sertakan siswa dalam pengelolaan kelas. Melengkapi alat-alat yang diperlukan dan membuat struktur organisasi kelas. 
Pengarahan Kelas, dilakukan agar setiap kegiatan tidak menyimpang dari tujuan dan ketentuan. Hal ini tentunya memerlukan bimbingan dan kerjasama dengan kepala madrasah,supervisor, dan konselor dengan jalan musyawarah. 
Koordinasi Kelas, bertujuan membawa semua material,fasilitas, dan teknik-teknik kedalam hubungan kerja yang harmonis dengan tugas dan peranan masing-masing untuk menyampaikan saran, pendapat dan gagasan baik dalam bidang kerjanya sendiri maupun bidang kerja yang menjadi tanggung jawab yang bersangkutan. 
Komunikasi Kelas, menunjukkan adanya hubungan manusiawi yang harmonis, dengan cara musyawarah,diskusi baik hubungan pribadi maupun kelompok dengan menggunakan jaringan komunikasi yang berdaya guna. 
Kontrol Kelas, apabila ada yang menemukan kekurangan tentunya perlu adanya upaya perbaikan, untuk itu perlu adanya control kerja terhadap program kelas yang telah disusun. Apabila ini sudah dilakukan maka akan muncul penilaian terhadap keberhasilan dan kegagalan kerja yang dilakukan. 
       Kegiatan manajemen kelas tersebut di atas mutlak dilaksanakan disamping kelengkapan administrasi kelas, jika ingin hasil yang baik dan tercapainya tujuan yang dikehendaki yakni mampu meningkatkan mutu pendidikan di madrasah yang kita cintai.
       Berikut contoh sederhana Buku Administrasi Guru Kelas yang diperlukan agar kegiatan mengelola kelas dapat direncanakan dan dilaksanakan sesuai yang diharapkan. Buku Administrasi guru kelas ini diperoleh dari pengalaman penulis dan dari berbagai sumber dengan penyesuaian seperlunya. Bagi Bapak/Ibu guru yang membutuhkan silahkan dapat mengunduhnya dengan cara klik DISINI, semoga bermanfaat.

Daftar Pustaka :  
Journal from UNM / 2014-10-29 17:49:47 Oleh : St. Asmah, Universitas Negeri Makassar
http://k-youlia.blogspot.com/2012/03/makalah-kelasmadrasah-dan.html

Senin, 01 Desember 2014

BIMBINGAN KONSELING DI MADRASAH IBTIDAIYAH

Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses pendidikan sebagai suatu system. Proses pendidikan adalah proses interaksi antara input alat dan input mentah. Input mentah adalah peserta didik, sedangkankan input alat adalah tujuan pendidikan, kerangka, tujuan dan materi kurikulum, fasilitas dan media pendidikan, system administrasi dan supervisi pendidikan, sistem penyampaian, tenaga pengajar, sistem evaluasi serta bimbingan konseling.
Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di madrasah, supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah yang semaksimal mungkin. Dengan demikian bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan madrasah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut.
Di Madrasah Ibtidaiyah, kegiatan Bimbingan Konseling tidak diberikan oleh Guru Pembimbing secara khusus seperti di jenjang pendidikan MTs/SMP dan MA/SMA. Guru kelas harus menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas menyampaikan semua materi pelajaran (kecuali Agama dan Penjaskes) dan memberikan layanan bimbingan konseling kepada semua siswa tanpa terkecuali.
Realitas di lapangan, khususnya di MI menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa.
Selain melaksanakan tugas pokoknya menyampaikan semua mata pelajaran, guru MI juga dibebani seperangkat administrasi yang harus dikerjakan sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara maksimal. Walaupun sudah memberikan layanan bimbingan konseling sesuai dengan kesempatan dan kemampuan, namun agaknya data pendukung yang berupa administrasi bimbingan konseling juga belum dikerjakan secara tertib sehingga terkesan pemberian layanan bimbingan konseling di MI "asal jalan".
Dalam berbagai pergeseran paradigma pembelajaran maupun pendidikan secara lebih luas, peran guru Bimbingan dan Konseling makin penting. Hal tersebut sejalan dengan masalah yang siswa hadapi semakin kompleks sehingga semakin banyak siswa yang memerlukan pendampingan agar dapat membantu mengenal dirinya dan lingkungannya agar ia dapat menempatkan diri di tengah lingkungan yang dinamis.
Dalam pelaksanaan pekerjaannya di madrasah guru Bimbingan dan Konseling dipengaruhi oleh persepsi kepala madrasah dan rekan sejawatnya terhadap pekerjaannya. Sebagian madrasah memandang bahwa pekerjaan bimbingan dan konseling adalah menyelesaikan masalah yang muncul pada siswa. Jika siswa berkelahi,  meninggalkan pelajaran tertentu karena hubngan baik dengan gurunya terkendala, sering tidak masuk madrasah, ada persoalan di rumah sehingga menggangu semangat belajarnya dan banyak lagi masalah yang sering muncul di madrasah. Masalah seperti itu, menjadi menu sehari-hari guru pembimbing.
Permasalah itu muncul karena sebagian pengelola madrasah sering memandang bahwa yang menjadi urusan bimbingan konseling jika siswa berperilaku meleset dari yang diharapkan. Sementara itu, siswa yang berperilaku baik dipandang tidak memerlukan bimbingan khusus, mereka dapat menentukan cara mengembangkan dirinya secara mandiri. Padahal tantangan sesungguhnya bagi madrasah adalah bagaimana meningkatkan daya juang kelompok bawah agar memiliki motivasi memperbaiki diri, kelompok siswa kebanyakan atau kelompok tengah dapat menyelesaikan studinya sesuai target.
Selama beberapa tahun belakang ini dunia pendidikan Indonesia sudah mengalami beberapa kali pergantian kurikulum. Seperti kurikulum 1994, Kurikulum 2004 atau yang sering dikenal sebagai Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), kurikulum 2006 atau yang dikenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan sekarang Kurikulum 2013. Seiring dengan perubahan kurikulum tersebut fungsi dari Bimbingan dan Konseling tetap mendapat peran penting dalam mendukung keberhasilan tercapainya tujuan dari proses pembelajaran. Bimbingan Konseling memiliki posisi tersendiri di dalam kurikulum yang telah berlaku. Tetapi terkadang terdapat berbagai perbedaan antara kurikulum yang berlaku dan yang sebelumnya. Contoh perbedaan Bimbingan Konseling dalam KTSP dan Bimbingan Konseling dalam Kurikulum 2013. Guru Bimbingan Konseling pada kurikulum 2013 khususnya akan memiliki peranan yang lebih penting. Pasalnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas dan sederajat penjurusan ditiadakan dan diganti dengan kelompok peminatan.
Dengan program peminatan guru BK harus memberikan pendampingan terhadap siswanya dengan lebih intensif. Dengan ini tugas guru BK pun menjadi lebih berat karena sejak awal harus mengarahkan siswanya ke minat, bakat, dan kecenderungan pilihan yang sesuai dengan kemampuan siswa sendiri. Karena pada dasarnya fungsi dari bimbingan konseling itu sendiri adalah pemahaman, pencegahan, pengentasan, pemeliharaan dan pengembangan, dan fungsi advokasi.
Berikut ini adalah beberpa perbedaan antara Bimbingan Konseling dalam KTSP dan Bimbingan Konseling dalam Kurikulum 2013:
No
Bimbingan Konseling dalam KTSP
Bimbingan Konseling dalam Kurikulum 2013
1.
BK bukan mata pelajaran
Belum jelas posisinya
2.
Tugas guru BK relatif lebih ringan
Tugas guru BK relatif lebih berat dan lebih intensif
3.
BK membimbing siswanya secara umum, karena dikelompokan menjadi kelompok program IPA dan IPS
BK membimbing siswanya lebih khusus, karena siswa dikelompokan ke dalam berbagai jenis minat (peminatan)
4.
Lebih mengacu kepada perkembangan diri siswa.
Lebih banyak mengacu kepada pendidikan karakter siswa.
5.
Guru BK maupun BK itu sendiri relatif kurang dekat dengan siswa
BK akan lebih dekat dengan siswa karena bimbingan ditujukan kepada siswa dengan minat dan bakat yang lebih spesifik
Keberhasilan proses bimbingan konseling tidak akan terlepas dari ketersediaan administrasi bimbingan konseling itu sendiri. Administrasi Bimbingan Konseling sangatlah diperlukan mulai dari program kerja. Daftar cek masalah, catatan kasus, satuan pendukung dan berbagai hal lainnya yang dibutuhkan.
Berikut beberapa administrasi Bimbingan Konseling (BK) yang diperlukan agar kegiatan bimbingan dapat direncanakan dan dilaksanakan sesuai yang diharapkan. Administrasi BK ini diperoleh dari berbagai sumber dengan penyesuaian seperlunya. Bagi bapak/ibu guru yang membutuhkan silahkan dapat mengunduhnya dengan cara klik DISINI, semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka :
http://effandi0009.blogspot.com/2011/11/bidang-bimbingan-dan-konseling-di.html
http://pedetanaksapi.blogspot.com/2013/06/perbedaan-bk-dalam-ktsp-dan-kurikulum.html