Minggu, 29 Oktober 2017

KKMI KECAMATAN CIAWI GELAR WORKSHOP PENYUSUNAN BUKU I KURIKULUM MADRASAH IBTIDAIYAH BERSAMA KEPALA MADRASAH, GURU, DAN OPERATOR MADRASAH



Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Kecamatan Ciawi menyelenggarakan kegiatan Workshop Penyusunan Buku I Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah bersama Kepala Madrasah, Guru, dan Operator Madrasah se-Kecamatan Ciawi pada tanggal 27 dan 28 Oktober 2017 di Hotel Bale Arimbi Jl Raya Puncak Cibogo II Kabupaten Bogor. Kegiatan tersebut bertujuan agar semua Madrasah Ibtidaiyah memiliki Buku I Kurikulum Madrasah yang dapat dijadikan sebagai acuan/ pedoman bagi seluruh warga madrasah (Kepala  Madrasah, Tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan, Komite Madrasah/Wali Murid, Siswa, dan Masyarakat) dalam menyelenggarakan, mengelola mengembangkan proses pendidikan dan pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah sebagai upaya menuju pencapaian tujuan pendidikan. Kegiatan yang diikuti oleh 33 peserta dari 11 MI yang ada di kecamatan Ciawi tersebut, dibuka secara resmi oleh Ketua Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) Madrasah pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor.
Dalam sambutannya, Ketua Pokjawas Madrasah Drs.Edi Mulyadi, M.Pd.I menyambut baik dan memberikan apresiasi atas terselenggaranya Workshop Penyusunan Buku I Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah bersama Kepala Madrasah, Guru, dan Operator Madrasah se-Kecamatan Ciawi tersebut, terlebih pada tahun pelajaran 2017/2018 ini Kurikulum 2013 diberlakukan pada seluruh tingkatan kelas, yakni kelas 1 s.d. kelas 6 termasuk untuk mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab. Disisi lain beliau menyampaikan, madrasah harus mengalokasikan anggaran untuk kegiatan penyusunan buku I, II, dan III kurikulum madrasah dalam Rencana Kegiatan dan Aanggaran Madrasah (RKAM) pada bagian komponen pembiayaan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.
Kepada peserta workshop, Ketua Pokjawas menandaskan bahwa  dalam implementasi kurikulum, guru berperan sebagai fasilitator, sebagai desain pembelajaran, dimana pusat pembelajaran ada pada peserta didik, maka guru harus mendorong peserta didik menjadi lebih kreatif dan mandiri serta peserta didik diarahkan untuk mampu belajar mandiri dan karena itulah guru harus menyiapkan bukan saja materi tapi mengetahui kesiapan peserta didik, kemudian harus menggali potensi peserta didik” paparnya serius. Guru pun harus banyak mengetahui dan memahami  beberapa regulasi tentang kurikulum 2013 termasuk penggunaan permendikbud nomor 20, 21, 22, 23, dan 24 tahun 2016 yang berhubungan dengan SKL, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan KI-KD Kurikulum 2013. Ditambahkan pula bahwa dalam pelaksanaan kurikulum 2013, setidaknya ada 3 (tiga) hal yang harus diperhatikan guru antara lain Pertama, perubahan mind set (pola pikir). Pengembangan kurikulum dengan pendekatan saintifik memungkinkan siswa untuk terlibat aktif  dalam pembelajaran melalui mengamati, menanya, menalar pada proses inquiry, eksplorasi, dan elaborasi. “Perubahan pola pikir guru dibutuhkan untuk bisa berperan lebih menjadi fasilitator dan motivator dari pada inisiator dan eksekutor, dalam merubah dari teacher centered ke student centered”. Selanjutnya, untuk mewujudkan perubahan mindset guru diperlukan adanya good will dari para guru untuk merubah mind set-nya bahwa tugas mengajar adalah sebagai komitmen profesi dalam membelajarkan dan mencerdaskan anak bangsa” tuturnya dengan jelas.
Kedua, diperlukan tindakan konstruktif dan inovatif guru, dimana rencana pengembangan kurikulum 2013 yang akan diikuti dengan fasilitasi buku siswa, buku guru, maupun silabus serta RPP-nya tentunya tidak malah membuat guru merasa “santai”  dalam mengajar, tetapi hal ini dimaksudkan supaya  guru tidak lagi terlalu disibukkan dengan hal-hal yang bersifat sosiatif, tetapi lebih pada kegiatan inovatif akademis pembelajaran di kelas. “Keahliaan, kejelian dan kecerdasan guru dalam meramu “ kompetensi inti, dan kompetensi dasar; aspek sikap, pengetahuan, dan aspek keterampilan; akan menghasilkan siswa yang kompeten” paparnya lebih lanjut.
Selanjutnya, yang ketiga adalah harus ada Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) baik melalui  level madrasah maupun kelompok/wadah se-profesi (KKG/MGMP), mutlak perlu dilaksanakan dan ditingkatkan untuk saling asah, asih, dan asuh ocial kolega guna menghasilkan siswa-siswa yang cerdas dan unggul.   
Ketua KKMI Kecamatan Ciawi, Asep Rahmatullah S.Pd.I selain memaparkan latar belakang, dasar dan tujuan diselenggarakannya Workshop Penyusunan Buku I Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah bersama Kepala Madrasah, Guru, dan Operator Madrasah se-Kecamatan Ciawi, juga berpesan agar guru memiliki sikap teladan, dimana tugas mendidik guru perlu dikedepankan dalam aspek penguatan sikap dan budi pekerti siswa. Pendidikan karakter tidak hanya terhenti pada pengetahuan saja akan tetapi perlu suatu pengintegrasian pada pembiasaan pembelajaran, suri tauladan, apresiasi dan implementasi norma akademis yang nantinya tercermin pada norma sosial yang semakin utuh dalam praktek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sementara itu Ketua Pelaksana Kegiatan, Miftahudin, S.Ag yang juga adalah Kepala MIS Miftahul Ulum Peundeuy Ciawi menyampaikan rasa syukur kehadirat Allah SWT dan ucapan terima kasih kepada pengurus KKMI dan para Kepala serta Guru se-kecamatan Ciawi yang telah mendukung dan berperan aktif sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar. Ucapan terima kasih pun disampaikan kepada pengawas madrasah wilayah kecamatan Ciawi yang telah memotivasi, mengarahkan, membimbing, dan membina sehingga KKMI kecamatan Ciawi dapat menyelenggarakan kegiatan Workshop Penyusunan Buku I Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah secara mandiri.  
Nara sumber yang sengaja dihadirkan adalah Tim Pengembang Kurikulum Madrasah dari Pokjawas Madrasah Kabupaten Bogor, Hj.Husnun Husniati, M.Pd.I materi yang disampaikannya lebih ke materi bersifat praktek, diantaranya tentang strategi penyusunan buku I kurikulum madrasah, sistematika buku I kurikulum madrasah, dan lampiran-lampiran pendukung dokumen buku I kurikulum madrasah yang diperlukan.
Sementara itu nara sumber lain yang juga adalah pengawas pembina bagi MI di wilayah kecamatan Ciawi, E.Sirojuddin, S.Ag salah satunya menyampaikan tentang titik tekan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada madrasah adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.

Pada kegiatan workshop tersebut setiap madrasah diharuskan membawa draf buku I kurikulum madrasah yang telah dibagikan dan dibahas sebelumnya bersama guru-guru dan fihak yang terlibat lainnya di madrasahnya masing-masing. Tiap madrasah pun diharuskan membawa printer untuk mencetak secara langsung hasil pekerjaan bab per bab yang selanjutnya diverifikasi dan divalidasi oleh nara sumber. Alhamdulillah, sebelum kegiatan penutupan semua peserta workshop telah berhasil menyusun Buku I Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah secara lengkap dan selanjutnya akan dicetak ulang di madrasah masing-masing dan diserahkan ke pengawas Pembina untuk ditandatangani dan mendapat pengesahan dari Kementerian Agama Kabupaten Bogor.

Sabtu, 19 Agustus 2017

KKMI Kecamatan Ciawi Gelar Acara Pelatihan Quantumatika bagi Guru-guru Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Ciawi



Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Kecamatan Ciawi menggelar acara Pelatihan Quantumatika bagi Guru-guru Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Ciawi pada tanggal 19 Agustus 2017 bertempat di MIS Ulil Amri Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru madrasah khususnya guru Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Ciawi dalam proses pembelajaran mata pelajaran Matematika. Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Pengawas Madrasah pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor Wilayah Kecamatan Ciawi.

Pengawas Madrasah pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor Wilayah Kecamatan Ciawi, E.Sirojuddin menyampaikan dalam sambutannya bahwa mata pelajaran Matematika yang selama ini dianggap sebagai mata pelajaran tersulit bagi peserta didik dan bahkan termasuk salah satu mata pelajaran yang tidak disukainya harus dapat diubah menjadi mata pelajaran yang disukai dan menyenangkan. Diyakini bahwa salah satu penyebab mengapa banyak peserta didik yang tidak menyukai mata pelajaran matematika adalah karena mereka tidak mengerti dan tidak memahami apa yang dipelajarinya. Bagi peserta didik yang mengerti dan faham tentang apa yang dipelajarinya terlepas dari bakat yang dimilikinya terkait mata pelajaran matematika, maka akan timbul rasa senang dan menyukainya. Disinilah peran penting seorang guru agar mampu membuat peserta didik mengerti dan memahami apa yang disampaikan dan diajarkannya, dan hal itu pula pentingnya bagi setiap guru memiliki kemampuan berbagai cara dan metode penyampaian mata peajaran matematika yang salah satunya dengan metode Quantumatika.

Pada kesempatan yang sama, Kepala MIS Ulil Amri, Yusuf Alamsyah sebagai tuan rumah kegiatan tersebut sangat berharap melalui pelatihan Quantumatika, guru berperan sebagai fasilitator, sebagai desain pembelajaran matematika, dimana pusat pembelajaran ada pada peserta didik, maka guru harus mendorong peserta didik menjadi lebih kreatif dan mandiri dan peserta didik mampu belajar sendiri.

Ketua KKMI Kecamatan Ciawi, Asep Rahmatullah selain memaparkan latar belakang, dasar dan tujuan diselenggarakannya pelatihan Quantumatika bagi Guru-guru MI se-KKMI Ciawi, juga berpesan agar guru memiliki sikap teladan, dimana tugas mendidik guru perlu dikedepankan dalam aspek penguatan sikap dan budi pekerti siswa. Pengajaran matematika tidak hanya terhenti pada pengetahuan saja akan tetapi perlu suatu pengintegrasian pada pembiasaan yang baik, sikap, apresiasi dan implementasi  norma akademis yang nantinya tercermin pada norma sosial yang semakin utuh dalam praktek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Selanjutnya Karma Wijaya, sebagai nara sumber pelatihan Quantumatika yang juga beliau adalah pendiri dan penulis “Quantumatika” dalam pembukaanya sangat mengharapkan menjadikan Matematika sebagai  pelajaran favorite yang ditunggu dan dirindu oleh guru dan murid. Hal ini sangat diperlukan karena pelajaran matematika menjadi mata ujian disetiap jenjang pendidikan serta ilmu yang sangat dibutuhkan bagai peradaban manusia di sepanjang masa serta menjadi dasar bagi hampir seluruh cabang ilmu pengetahuan.


Pelaksanaan pelatihan itu sendiri diikuti oleh para peserta yang terdiri dari seluruh Guru kelas I sampai dengan kelas VI se-KKMI Ciawi dengan serius dan antusias, hal itu tergambar dari hidupnya dialog peserta dengan narasumber dan peserta pun mempraktekkan langsung inti dari metode Quantumatika yang diperolehnya. Mudah-mudahan dengan pelatihan tersebut walaupun dengan waktu yang sangat singkat, para peserta mendapat pengalaman dan pengetahuan yang dapat mereka kembangkan di madrasahnya masing-masing serta bernilai manfaat khususnya bagi peserta didik, semoga !