Senin, 27 Maret 2017

MI Al HIdayah Tajur Goes to KSM & Aksioma Tingkat Kabupaten Bogor Tahun 2017



Kompetisi  Sains Madrasah Ibtidaiyah (KSMI) tingkat Kecamatan Citeureup yang digelar pada tanggal 25 dan 26 Maret 2017 di MI Raudlatussalam Sukahati telah menghasilkan siswa-siswi terbaik yang akan mewakili kecamatan Citeureup pada ajang yang sama di tingkat kabupaten. Menurut informasi pelaksanaan di tingkat kabupaten Bogor untuk KSM akan diselenggarakan pada tanggal 30 Maret 2017 di MTsN Cibinong, sementara itu untuk kegiatan AKSIOMA akan dilaksanakan pada tanggal 29 April 2017 di Sukaraja-Bogor.
Dari 22 MI yang ada di kecamatan Citeureup tercatat ratusan peserta didik dari berbagai Madrasah Ibtidaiyah ikut ambil bagian dan berperan aktif dalam berbagai cabang mata lomba KSM dan AKSIOMA. Setidaknya mereka yang diutus oleh tiap madrasah adalah sebagai peserta didik pilihan terbaik hasil binaan di madrasahnya masing-masing. Perhelatan Akbar KSM dan AKSIOMA tingkat Kecamatan Citeureup tahun 2017 ini secara resmi dibuka oleh Sekcam Kecamatan Citeureup, didampingi Pengawas Pembina Madrasah dari Kementerian Agama Kabupaten Bogor Wilayah Kecamatan Citeureup, Ketua KKMI Kecamatan Citeureup, Kepala MI Raudlatussalam selaku tuan rumah, Kepala Desa Sukahati, Babinsa, Bhabinkamtibmas dan dihadiri pula oleh seluruh Kepala MI dan Guru-guru pendamping serta para peserta se-Kecamata Citeureup. Selesai acara pembukaan seluruh peserta dengan para pendampingnya sangat antusias mengikuti pawai syiar madrasah yang mengitari lokasi sekitar tempat penyelenggaraan dan kegiatan pawai itu sendiri mendapat sambutan yang meriah dari penduduk masyarakat sekitar.
Hasil perhelatan akbar tingkat kecamatan tersebut, tentu sangat diharapkan bahwa dari peserta didik yang berhasil menjadi pemenang bisa terus berkiprah hingga tingkat kabupaten, provinsi bahkan mungkin tingkat nasional. Oleh karena itu, kelak peserta yang menjadi pemenang harus terus dibina dan kemampuannya terus diasah oleh masing-masing guru pembina di madrasah. Untuk tahun ini di tingkat kecamatan sendiri, beberapa mata lomba yang di laksanakan untuk AKSIOMA adalah Marawis, Pidato Bahasa Indonesia, MTQ, MHQ, Kaligrafi, Futsal, Atletik (Lari 80 m/pa, 60m/pi) dan Catur. Untuk kegiatan Kompetensi Sain Madrasah (KSM) adalah Mata Pelajaran Matematika, dan Saint yang didalamnya terintegrasi dengan materi pendidikan agama Islam.
Bagi MI Al Hidayah sendiri,  KSM dan AKSIOMA adalah kegiatan rutin yang tentunya harus menjadi bagian program kegiatan madrasah. Oleh sebab itu, dengan kemampuan yang dimiliki tetap berupaya mempersiapkan diri mulai dari perencanaan, seleksi peserta melalui kegiatan pekan Maulid, dan melakukan upaya pembinaan sehingga ketika mengikuti kedua kegiatan tersebut, siswa yang dikirim adalah siswa hasil binaan dan telah dipersiapkan sebelumnya. Pembinaan yang dilakukan oleh guru yang ditunjuk, juga dilakukan dengan memanfaatkan waktu pada kegiatan menjelang dan setelah KBM, juga dapat dilakukan di luar jam pelajaran atau pun diwaktu-waktu tertentu dengan pengkondisian seperlunya sesuai kebijakan masing-masing guru pembinanya. Niat baik disertai kekompakkan dan kebersamaan semuanya, tentunya akan menjadi modal tersendiri bagi madrasah dalam upaya meningkatkan kemampuan peserta didiknya dalam mengikuti KSM dan AKSIOMA tersebut.
Alhamdulillah, berangkat dari pengalaman sebelumnya dan upaya yang dilakukan secara maksimal sesuai dengan kemampuan sendiri, tahun ini MI Al Hidayah Tajur kembali berhasil mempertahankan Juara Umum Tingkat Kecamatan Citeureup pada kegiatan KSM dan AKSIOMA 2017 yang diselenggarakan di MI Raudlatussalam Desa Sukahati dan diikuti oleh 22 MI yang ada di kecamatan Citeureup. Dari cabang KSM dan AKSIOMA yang diperlombakan tahun ini, siswa-siswi MI Al Hidayah Tajur berhasil menempatkan diri sebagai juara II KSM IPA Puteri (Shafira Nurafni Herdiansyah siswi kelas 5); juara I MTQ Puteri (Monalita siswi kelas 4); juara I MHQ Puteri (Ikrimah Muthmainnah siswi kelas 5); juara I Pidato Puteri (Tasya Alifah  siswi kelas 5); juara I Kaligrafi Puteri (Annisa Salwa siswi kelas 5); juara II Catur Puteri (Raisa Ramadhani siswi kelas 5); juara I Pidato Putera (M.Fajar Al Hadi siswa kelas 4); jauara I Kaligrafi Putera (M.Zaki Rahman siswa kelas 5); dan juara II MTQ Putera (M. Sahlan Mubarok siswa kelas 4). Untuk cabang Marawis hanya 14 group dari 22 MI yang mengikuti, dan MI Al Hidayah berhasil meraih juara II, mereka adalah : (Jamah Sari, Daffa Ahmad Fauzan, M. Nur Alifani, Fagla Wirayuda (kelas 6); Epul Saepul Anwar, M.Agis Mulya Armani, Rizky Dharmawan Al Hasby, M.Rizki Sanjaya, Sahrido, M.Fawwaz Idris al Alawi, dan Topik Hidayatn (Kelas 5).

Dari hasil tersebut di atas, kembali untuk kesekian kalinya MI Al Hidayah Tajur berhasil menjadi Juara Umum KSM dan AKSIOMA Tingkat Kecamatan Citeureup tahun 2017. Hal ini merupakan awal yang baik untuk melangkah pada kegiatan yang serupa di tingkat kabupaten Bogor. Di tingkat kabupaten nanti, cabang yang akan diikuti oleh siswa-siswi MI Al Hidayah Tajur adalah MTQ Puteri, MHQ Puteri, Pidato Bahasa Indonesia Puteri, Kaligrafi Puteri, Pidato Bahasa Indonesia Putera, dan Kaligrafi Putera. Mudah-mudahan mereka dapat tampil maksimal dan meraih prestasi di tingkat kabupaten Bogor bersama rekan-rekannya dari cabang yang lain sebagai perwakilan/utusan dari kecamatan Citeureup. Semoga !
-----------------------------------
Berita terkait :

MI Al Hidayah Juarai KSM dan Aksioma Kecamatan Citeureup

Video Terkait :

KSM AKSIOMA 2017 MI AL-HIDAYAH MOVIE DOCUMENTARY



Jumat, 17 Maret 2017

Jadikan Kegiatan KSM dan Aksioma sebagai Salah Satu Tolak Ukur Pembinaan Guru di Madrasah


Kompetisi  Sains Madrasah Ibtidaiyah (KSMI) tingkat Kecamatan Citeureup rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 25 dan 26 Maret 2017 di MIS Raudlatussalam Sukahati. Melalui KSM diharapkan mampu memupuk motivasi bagi peserta didik untuk terus mencintai dan bergairah mempelajari bidang ilmu pengetahuan agama dan teknologi, sehingga sangat diharapkan banyak siswa madrasah disamping memiliki dan mengamalkan  ajaran  agama  Islam  yang  kuat  dan  menjadi  panutan  bagi  yang lainnya sebagai anak bangsa yang baik dan berakhlakul karimah juga mampu membangun bangsa khususnya dibidang IPTEK yang semakin hari semakin tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat pada umumnya. Kegiatan ini pun sebagai ajang seleksi siapa saja peserta didik dan dari madrasah mana yang dapat mewakili kecamatan Citeureup pada kegiatan serupa di tingkat kabupaten Bogor.

Dalam juknis sebagai panduan kegiatannya, KSM juga bertujuan untuk mengembangkan bakat, minat dan kecerdasan siswa dalam bidang pengetahuan umum (sains) dan agama, sehingga bisa membentuk karakter anak yang cerdas, berakhlakul karimah dan terampil dalam kehidupan yang mandiri. Selain itu, kompetisi ini diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkarakter kuat, kokoh, tahan uji dan memiliki kemampuan yang handal dibidang nya dan mampu berkreasi memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari- hari. Pada kegiatan ini juga peserta dapat melatih dan terbiasa untuk selalu meningkatkan daya nalar, kreativitas dan berpikir kritis serta mampu mengaplikasikan dalam setiap langkah pengembangan ke depan.
Bersamaan dengan kegiatan KSM, diselenggarakan pula Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (AKSIOMA) yang diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana yang tepat dalam melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga dan seni dikalangan peserta didik Madrasah Ibtidaiyah serta merupakan bagian integral dari pembangunan pendidikan nasional yang diarahkan pada pendidikan jasmani, mental dan rohani serta ditujukan pada pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas serta peningkatan prestasi yang membangkitkan rasa kebangsaan nasional.

Setidaknya dari ratusan peserta didik dari berbagai Madrasah Ibtidaiyah (tercatat 22 MI) yang ada di kecamatan Citeureup yang ikut berbagai cabang mata lomba akan terpilih untuk mewakili kecamatan Citeureup pada kegiatan yang sama di tingkat kabupaten Bogor yang menurut informasi akan digelar pada bulan April mendatang. Mereka yang diutus oleh madrasah tentunya adalah peserta didik pilihan terbaik sebagai hasil binaan di madrasahnya masing-masing. Dengan kegiatan ini setidaknya dapat diukur sejauhmana pembinaan yang dilakukan guru kepada anak anak yang telah dilaksanakannya. Dengan kata lain, bagi madrasah itu sendiri bahwa kegiatan KSM dan AKSIOMA dapat dijadikan salah satu tolak ukur pembinaan guru di madrasah.

Kita semua tentu sangat mengharapkan dari peserta didik yang berhasil menjadi pemenang bisa terus berkiprah hingga tingkat kabupaten, provinsi bahkan tingkat nasional. Oleh karena itu, kelak peserta yang menjadi pemenang harus terus dibina dan kemampuannya terus diasah oleh masing-masing guru pembina di madrasah. Untuk tahun ini beberapa mata lomba yang di laksanakan untuk AKSIOMA adalah Marawis, pidato Bahasa Indonesia, MTQ, MHQ, Kaligrafi, Futsal, Lari 80 meter (pa) 60 meter (pi), dan Catur. Untuk kegiatan Kompetensi Sain Madrasah (KSM) adalah Mata Pelajaran Matematika, dan Saint yang didalamnya terintegrasi dengan materi pendidikan agama Islam. Dengan kegiatan KSM dan Aksioma ini diharapkan pula dapat menumbuhkan sikap sportif, kreatif dan profesional di kalangan anak-anak sehingga pendidikan di madrasah benar-benar dapat menjadikan madrasah lebih baik dan lebih baik madrasah.

Jika madrasah dapat menjadikan kegiatan KSM dan AKSIOMA sebagai salah satu tolak ukur pembinaan guru di madrasah, maka kiranya tidaklah terlalu berlebihan apabila kegiatan KSM dan AKSIOMA haruslah dijadikan motivasi untuk berbenah diri. Berbenah diri dalam perencanaan, persiapan. dan pembinaan untuk menghadapi kedua kegiatan tersebut agar pada pelaksanaannya mampu menghasilkan peserta didik yang berkualitas sebagaimana yang menjadi tujuan kedua kegiatan tersebut. Sangatlah tepat bahwa peran Kepala Madrasah pun sebagai manajer sangat menentukan keberhasilan kedua kegiatan tersebut. KSM dan AKSIOMA adalah kegiatan rutin yang tentunya harus menjadi bagian program kegiatan madrasah. Disinilah, bagaimana madrasah harus mampu merencanakan, mempersiapkan dan melakukan upaya pembinaan sehingga ketika dibutuhkan untuk kedua kegiatan tersebut, siswa yang dikirim adalah siswa hasil binaan dan telah dipersiapkan sebelumnya. Mungkin madrasah dapat memanfaatkan waktu pada kegiatan setelah PTS atau setelah Penilaian Akhir Semester yang biasanya ada waktu jeda ditengah kesibukan pemeriksaan dan pengolahan nilai untuk menjaring dan melakukan pembinaan bakat-bakat siswa dalam mempersiapkan kedua kegiatan tersebut. Juga dapat dilakukan di luar jam pelajaran atau pun diwaktu-waktu tertentu dengan pengkondisian seperlunya sesuai kebijakan masing-masing madrasah. Niat baik disertai kekompakkan dan kebersamaan semua fihak, tentunya akan menjadi modal tersendiri bagi madrasah dalam upaya meningkatkan kemampuan peserta didiknya dalam mengikuti KSM dan AKSIOMA.

KSM dan AKSIOMA selain wujud pengejawantahan dari pembinaan guru di madrasah, juga kegiatan ini bukan hanya untuk mencari peserta juara dan bersaing satu sama lain, tetapi bagaimana peserta didik dan gurunya dapat membangun ukhuwah di antara mereka sendiri. Bukan hanya kejuaraan, tetapi ukwuahnya bisa lebih erat antara satu siswa dengan siswa lainnya termasuk antar guru yang ada di kecamatan Citeureup. Semoga !!!
----------------

Senin, 13 Maret 2017

Pentingnya Peran Kepala Madrasah dalam Keberhasilan Pelaksanaan Ulangan/Penilaian Tengah Semester


Tidak terasa memang, hampir 3 bulan sudah proses belajar mengajar berjalan sejak masuk semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Memasuki bulan Maret 2017 sesuai hasil rapat Dewan Guru yang dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2017 dengan berpedoman pada Kalender Pendidikan (pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup  permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur) tahun 2016/2017, Insya Allah untuk kegiatan Penilaian/Ulangan Tengah Semester Genap (PTS/UTS) tahun ini di MI Al Hidayah Tajur Kecamatan Citeureup diselenggarakan pada tanggal 13 s.d. 18 Maret 2017.
Berbicara tentang ulangan atau penilaian dapat merujuk pada Permendikbud RI nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian yang mengatakan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik (Bab I, pasal 1, ayat 2). Sementara ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik (Bab I, Pasal 1, ayat 4).
Dengan demikian, penilaian atau pun ulangan adalah bagian proses pembelajaran dalam mengukur pencapaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik (red guru) yang bertujuan memantau dan mengevaluasi proses kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang dipresentasikan dalam seluruh Kompetensi Dasar pada periode tersebut. Jelas kegiatan tersebut seharusnya bukan hanya sekedar memberikan soal-soal sebagat alat ukur hasil proses belajar bagi peserta didik, akan tetapi harus dijadikan juga sebagai alat ukur bagi keberhasilan proses pengajaran yang dilakukan oleh pendidik.
Dua sisi ini mempunyai kepentingan yang sama dari hasil penyelenggaraan ulangan atau penilaian tengah semester. Bagi peserta didik, sejauh mana mereka menguasai dan memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan selama kurun waktu tersebut. Sementara bagi pendidik sendiri dapat mengukur keberhasilan dalam melaksanakan proses pengajaran dalam kurun waktu yang sama. Artinya, jika hasil yang diperoleh mayoritas peserta didik telah mampu mencapai batas ketuntasan minimal dapat disimpulkan proses pengajaran yang dilakukan pendidik telah berhasil. Sebaliknya, jika mayoritas peserta didik hasilnya adalah dibawah ketuntasan minimal yang telah ditentukan, maka proses pengajaran yang dilakukan pendidik dapat dinyatakan tidak berhasil dan hal ini memerlukan tindaklanjut untuk memperbaikinya. Disini pulalah begitu besarnya perananan seorang kepala madrasah sebagai supervisor dan evaluator yang harus memantau, dan mengevaluasi semua proses ulangan atau penilaian tengah semester agar dapat menentukan arah kebijakan proses penilaian yang diselenggarakan sehingga mencapai tujuan.
Peran kepala madrasah sangat penting dalam penyelenggaraan UTS/PTS di lembaga yang dipimpinnya, mulai dari perencanaan, penentuan waktu, penyusunan kisi-kisi dan naskah soal, penilaian naskah soal, penggandaan soal, pengepakkan, distribusi soal untuk semua kelas sampai penyelenggaraanya. Semua itu tidak boleh terlepas dari pantauan kepala madarasah bahkan sampai dengan proses penilaian, pengolahan nilai, perbaikan dan pengayaan serta pelaporan hasil penilaian kepada orang tua peserta didik.
Demikian, semoga postingan ini bermanfaat dan kepada siswa-siswi yang mengikuti UTS/ PTS kami ucapkan selamat dan semoga berhasil dengan nilai yang baik.
-----------------------
Referensi : 
Permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian