Setiap
tanggal 17 Agustus, kita selalu memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan
Negara Republik Indonesia yang kita cintai. Dalam hati kita sebagai warga Negara
yang merupakan generasi penerus bangsa memaknainya bahwa kemerdekaan adalah
hasil jerih payah, perjuangan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia oleh
para pahlawan dan proklamator bangsa ini.
Apa sebetulnya makna dan tujuan kita
mengadakan peringatan hari kemerdekaan itu?
Setidaknya
ada tiga makna dan tujuan kita memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia
setiap tanggal 17 Agustus tersebut. Pertama, untuk mendoakan para
pahlawan kita. Kedua, adalah untuk mengenang pengorbanan jasa-jasa para
pahlawan. Dan ketiga, ini sebenarnya yang lebih penting yakni bagaimana kita
dapat menimba teladan hidup dari mereka para pahlawan pejuang bangsa. Para
pahlawan tersebut keteladannya dapat dijadikan penyemangat bagi kita dalam
menghadapi kehidupan yang penuh dengan tantangan dan rintangan ini, sebagaimana
para pahlawan pejuang kemerdekaan yang dengan gigih dan penuh semangat, tanpa
pamrih serta tidak mengenal rasa putus asa dalam memperjuangkan kemerdekaan
bangsa dan negara kita.
Dari
sudut pandang keberadaan madrasah sebagai lembaga pendidikan saat ini yang
begitu banyak tantangan dan rintangannya dalam mengupayakan kemajuan dan
peningkatan mutu pendidikan di madrasah, tentunya perjuangan para pahlawan
bangsa tersebut seharusnya mampu menjadi motivasi bagi para pengelola,
pelaksana dan pemerhati madrasah dengan meneladaninya demi kemajuan madrasah
sebagai lembaga pendidikan. Tak dapatlah kita pungkiri, masih banyak madrasah
yang keberadaanya masih jauh dari apa yang diharapkan sebagai lembaga
pendidikan yang memadai bagi anak bangsa ini. Dengan segala keterbatasan dan
kekurangan yang dimiliki, mulai dari Sumber Daya Manusia, sarana prasarana yang
dimiliki, administrasi dan manajemen yang masih lemah tentunya memerlukan
perjuangan yang keras tanpa pamrih dan tidak mengenal putus asa sebagaimana
dicontohkan oleh para pejuang kemerdekaan bangsa ini agar keberadaan madrasah
benar-benar sebagai lembaga pendidikan yang memadai dan menjadi pilihan anak
bangsa ini dalam proses pendidikannya.
Lalu, inspirasi apakah yang
diwariskannya?
Inspirasi
dan nilai-nilai yang dapat kita ambil dari peristiwa menjelang detik-detik
kemerdekaan Republik Indonesia.
Pertama, adalah Cita-cita yang jelas. Cita-cita para pahlawan yaitu
kemerdekaan bangsa Indonesia. Pembebasan ibu pertiwi dari penjajahan bangsa
asing. Ini adalah cita-cita yang besar. Bung Karno sebagai proklamator
mengatakan supaya kita menggantungkan cita-cita kita setinggi langit.
Demikian
halnya dengan keberadaan madrasah. Madrasah pun harus memiliki cita-cita yang jelas
yang dituangkan dalam visi, misi, dan tujuan madrasah.
Kedua, adalah semangat pantang menyerah.
Kemerdekaan Republik Indonesia adalah
hasil sebuah cita-cita yang besar yang diikuti dengan semangat pantang menyerah
para pahlawan pejuang bangsa. Demikian pula halnya apabila kita dalam mengelola
madrasah memiliki semangat pantang menyerah, tantangan atau godaan apapun tidak
akan mampu menggoyahkan kita. Kita tidak akan menyerah begitu saja dengan
mudah. Bila kita terus berjalan menuju ke arah cita-cita madrasah yang tertuang
dalam visi, misi dan tujuan madrasah dengan semangat pantang menyerah, maka pada
suatu saat pun pada akhirnya akan sampai di tempat tujuan.
Ketiga, adalah Keberanian. Bung Karno, Jenderal Soerdirman,
dan para pejuang yang lainnya pastilah bukan orang-orang pengecut. Beberapa
kali dibuang oleh kolonial Belanda, tetapi beliau dan kawan-kawanya tidak
pernah putus asa, dan tidak mau menempuh jalan yang aman sebagai seorang
penakut. Mereka dengan sadar memilih jalan sulit dan berbahaya. Mereka memilih
menempuh jalan yang jarang dilalui karena keberaniannya. Hal itulah menjadi
salah satu factor keberhasilan perjuangan mereka dalam merebut dan
mempertahankan kemerdekaan bangsa ini.
Hal
tersebut perlu kita teladani dalam mengelola madrasah. Cita-cita dan keinginan yang
cemerlang sering kali gagal karena kita tidak memiliki keberanian untuk
mewujudkannya. Kita takut untuk memulai, dan juga takut untuk mengambil resiko,
sehingga rasa takut tersebut pada kahirnya melumpuhkan perjuangan kita.
Keempat, adalah Semangat Berkorban. Semangat berkorban para pahlawan
pejuang kemerdekaan tidak dapat kita pungkiri. Mereka bahkan dengan rela mengorbankan
harta benda, keluarga, bahkan sekalipun nyawa mereka sendiri.
Bagaimana
dengan kita para pengelola madrasah ? Tentunya, jika ingin berhasil dengan
meneladani semangat berkorban para pahlawan kita pun harus mampu melakukannya.
Dalam setiap langkah dan kegiatan yang mengarah demi kemajuan madrasah, sudah
seyogianyalah kita berani berkorban dengan penuh semangat. Demi kemajuan
madrasah kita harus siap mengorbankan waktu luang kita, korbankan pikiran dan tenaga
serta kemampuan yang kita miliki.
Referensi : Pandai Matematika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar