Senin, 23 Juli 2018

KKRA Kecamatan Ciawi Gelar Bimtek Penyusunan Dokumen KTSP TP. 2018/2019

Kelompok Kerja Raudlatul Athfal (KKRA) Kecamatan Ciawi bersama  Pengawas Madrasah Kecamatan Ciawi menggelar Bimtek penyusunan dokumen 1, 2 dan 3 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2018/2019, bertempat di RA Bias Amaliyah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Kamis (19/07/2018).

Dalam pembukaannya, kepala RA Bias Amaliyah Lyadani Saruka, S.Pd.I meminta agar kegiatan Bimtek ini benar-benar dapat diikuti secara serius dan menghasilkan pemahaman yang sama tentang penyusunan dokumen I KTSP di setiap RA Kecamatan Ciawi. Selanjutnya ketua KKRA Kecamatan Ciawi, Hj. Lalas Sulastri, S.Pd pada kesempatan yang sama mengharapkan agar agenda yang sudah jadwalkan oleh masing-masing RA dalam penyusunan dokumen KTSP tersebut benar-benar terlaksana dengan baik sesuai jadwal yang ditentukan, sehingga tidak ada satu pun RA di kecamatan Ciawi yang tertinggal, ungkapnya.
Sementara itu, pengawas RA Kecamatan Ciawi, E.Sirojuddin, S.Ag, selaku pembina sekaligus narasumber pada kegiatan tersebut menuturkan tujuan dilaksanakan bimtek ini untuk memberikan pembekalan kepada RA tentang sistematika dan acuan pembuatan dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Menurutnya, bimtek ini perlu dilaksanakan mengingat sangat dibutuhkannya penyusunan dokumen KTSP untuk operasional RA dan panduan kegiatan tahunan, sehingga sangat diperlukan adanya tindak lanjut untuk pendalaman materi dokumen KTSP itu sendiri oleh para kepala RA.
Lebih lanjut dirinya berharap agar seluruh peserta, yang berjumah 22 orang, terdiri dari kepala dan operator RA se-Kecamatan Ciawi dapat memahami dan mampu menyusun dokumen KTSP pada madrasahnya masing-masing.
Adapun materi yang disampaikan adalah terkait petunjuk teknis penyusunan komponen KTSP. Komponen KTSP itu sendiri terdiri dari 3 dokumen dimana dokumen 1 berisi sekurang-kurangnya tetang visi, misi, tujuan, muatan, pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan. Dokumen 2 berisi silabus dan dokumen 3 berisi rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun sesuai potensi, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik.
Diharapkan selesainya kegiatan Bimtek ini, para kepala RA mampu menindaklanjuti di lembaganya masing-masing melalui tim pengembang kurikulum yang sudah dibentuk dengan menyusun draft dokumen KTSP, melakukan review dan revisi, dan tentu selanjutnya melakukan finalisasi dokumen tersebut. Rangkaian kegiatan tersebut harus ditempuh oleh setiap madrasah/RA sebelum menyerahkannya ke pengawas dan Kementerian Agama (Seksi Dikmad)  untuk mendapat pengesahan.

Sabtu, 10 Maret 2018

KKMI Ciawi Gelar Rapat Kerja Pengurus sebagai Optimalisasi Peranannya bagi Peningkatan Mutu Madrasah

Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan Ciawi mengadakan rapat kerja pengurus di MIS Ulil Amri Teluk Pinang-Ciawi, Sabtu (10/03/2018). Rapat kerja diikuti oleh para pengurus KKMI yang merupakan guru dan kepala MI di kecamatan Ciawi.

 

Menurut Ketua KKMI Ciawi, Asep Rahmatullah, rapat kerja ini merupakan tindak lanjut dari rapat kerja KKMI Kabupaten Bogor yang sudah diselenggarakan terlebih dahulu. “KKMI Kabupaten sudah memiliki program kerja untuk satu tahun ke depan sehingga tinggal kita perdalam dan tindaklanjuti di tingkat kecamatan.” ucapnya. 

 

Rapat kerja KKMI Ciawi, ujar Asep Rahmatullah yang juga sebagai ketua pelaksana, “untuk menyusun program kerja yang akan dilaksanakan sepanjang tahun 2018 ini sekaligus evaluasi program kerja yang sudah terlaksana di tahun sebelumnya.” Ucapnya saat memberikan sambutan dihadapan para peserta yang juga dihadiri oleh pengawas madrasah wilayah kecamatan Ciawi.


Sementara itu E.Sirojuddin, Pengawas Madrasah wilayah kecamatan Ciawi dalam sambutannya mengingatkan bahwa KKMI adalah merupakan forum para Kepala Madrasah Ibtidaiyah yang bertujuan untuk pengembangan mutu madrasah sebagaimana telah diatur dalam PMA no. 90 Tahun 2013 yang telah diubah dengan PMA no. 60 tahun 2015 pada Bab IX bagian ketiga pasal 47. Kelompok Kerja Madrasah mempunyai dua peran penting, yakni meningkatkan profesionalitas kepala madrasah dan mengkoordinasikan dan mensinergikan program peningkatan mutu madrasah.

Keberadaan KKMI sangatlah dibutuhkan oleh para kepala madrasah sebagai wadah yang membantu terlaksananya program kegiatan yang diselenggarakan di madrasah. Hal ini dapat dirasakan dan dibuktikan baik dalam pendataan lembaga, peserta didik, PTK, bahkan termasuk dalam hal pelaporannya.” ujarnya saat memberikan sambutan dan sekaligus membuka kegiatan Raker tersebut. Program kerja yang disusun oleh pengurus KKMI tentunya akan berpengaruh juga terhadap program-program yang dilaksanakan di madrasah karena pada dasarnya pelaksana program tersebut adalah madrasah itu sendiri. Disinilah pentingnya peran KKMI sebagai koordinator yang mensinergikan program kerja madrasah dan secara tidak langsung akan dapat mendorong pengembangan mutu madrasah.

Minggu, 28 Januari 2018

Optimalisasi Keberadaan KKGMI Kecamatan Ciawi sebagai Upaya Peningkatan Kompetensi Guru

Dengan semangat kebersamaan dan adanya keinginan bersama para Kepala Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Ciawi untuk mempunyai wadah yang jelas dan resmi sebagai tempat peningkatan kompetensi guru-guru pada madrasah yang dipimpinnya maka dibentuklah KKGMI (Kelompok Kerja Guru Madrasah Ibtidaiyah) yang Alhamdulillah tepatnya pada hari Sabtu tanggal 20 Januari 2018 bertempat di Aula Kecil Wisma YPI Ciawi dapat terlaksana dengan baik menghasilkan susunan pengurus KKGMI Kecamatan Ciawi masa bhakti 2018 - 2021. Sebelumnya, KKGMI di Kecamatan Ciawi sendiri pernah dibentuk bahkan sudah berjalan untuk beberapa kali kegiatan/pertemuan, namun dalam perjalanannya mengalami beberapa kendala yang tentunya hal ini tidak diharapkan. Karena itulah pembentukan pengurus kali ini dapat dikatakan sebagai bentuk optimalisasi keberadaan KKGMI di Kecamatan Ciawi. Keberadaan KKGMI saat ini dirasakan sangat penting dan bahkan dianggap sebagai suatu keharusan. Hal ini disebabkan KKG merupakan salah satu wadah yang mampu menampung ide dan gagasan serta untuk mengembangkan kreasi dan kompetensi yang dimiliki guru yang pada akhirnya mampu mendorong terciptanya proses pembelajaran yang diharapkan.

Mengapa KKG begitu penting bagi seorang guru ?
Jika kita merujuk literatur yang ada bahwa sebagai bagian dari pelaku pendidikan, seorang guru membutuhkan suatu komunitas, karena ilmu pengetahuan hanya akan berkembang jika mengalami proses sinergi (pertukaran pengetahuan melalui diskusi) dalam sebuah komunitas. Mengapa dibutuhkan komunitas ? Setiap individu memiliki explicit knowledge yang bersifat subjektif dan individu. Ketika masing-masing individu melakukan sharing pengetahuan dalam komunitas, maka di sana akan terjadi proses saling memberi dan menerima ilmu, sehingga kepemilikan pengetahuan akan mengalami pergeseran dan setiap individu memiliki tacit knowledge yang lebih bersifat objektif dan memungkinkan memunculkan pengembangan ilmu baru. Praktisnya, ilmu menjadi semakin berkembang luas. Prinsipnya, learning is sharing, proses saling belajar bisa dilakukan lewat aktivitas berbagi gagasan & pengalaman hidup tentang banyak hal yang bermanfaat.  Komunitas tersebut salah satunya adalah madrasah yang di dalamnya ada peran penting guru. Dan secara lebih khusus lagi guru pun membutuhkan sebuah komunitas tersendiri yang salah satunya adalah KKG yang memiliki fungsi sebagai wahana menumbuhkembangkan semangat kerjasama secara kompetitif di antara anggotanya dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. KKG juga sebagai wadah penyebaran informasi, inovasi, dan pembinaan tenaga pendidik serta sebagai penumbuh rasa percaya diri dalam menyelesaikan tugas dan kewajiban akademik, sosial, kepribadian, dan paedagogik.

Adapun tujuannya secara umum KKG dibentuk untuk meningkatkan professional guru dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itulah Guru-guru MI di kecamatan Ciawi berupaya agar keberadaan KKG dapat diberdayakan secara optimal, terorganisir dan berkesinambungan, sehingga kegiatan yang dilaksanakan dapat menghasilkan dan mendukung terciptanya pembelajaran yang aktif.  Sesuai dengan kewenangannya KKG MI Kecamatan Ciawi dibawah arahan dan pembinaan pengawas madrasah dalam melaksanakan kegiatannya kedepan akan lebih diprioritaskan dalam beberapa hal, diantaranya : menyusun program pembelajaran, mengembangkan materi dan metode pembelajaran, menciptakan terobosan baru dalam pembelajaran, cara membimbing siswa dalam meningkatkan prestasi, dan memecahkan masalah yang dihadapi di madrasah masing-masing. Sementara itu, secara khusus tujuan KKG dapat dikemukakan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam bidang pengetahuan umum, meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun administrasi pembelajaran,  meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan manjemen kelas, meningkatkan kemampuan guru dalam merancanag, membuat, dan menyusun alat-alat media yang dipergunakan dalam proses pembelajaran, dan meningkatkan keyakinan dan percaya diri guru.
Salah satu kegiatan dalam hal menyusun program pembelajaran yang dilakukan adalah menyusun dan membuat Buku Kerja Guru sesuai tuntutan kurikulum 2013 yang berlaku. Buku Kerja Guru yang dibuat tersebut terdiri dari empat buah buku berdasarkan petunjuk yang dmiliki sesuai kurikulum hasil revisi terbaru. Buku pertama terdiri dari : SKL, KI, dan KD; Silabus; RPP; dan KKM. Buku kedua terdiri dari : Kode Etik Guru; Ikrar Guru; Tata Tertib Guru; Pembiasaan Guru; Kalender Pendidikan; Alokasi Waktu; Program Tahunan; Program Semester; dan Jurnal Agenda Guru. Buku ketiga terdiri dari : Daftar Hadir; Daftar Nilai; Penilaian Akhlak/Kepribadian; Analisis Hasil Ulangan; Program pelayanan Perbaikan & Pengayaan; Daftar buku Pegangan Guru/Siswa;  Jadwal Mengajar; Daya Serap Siswa; Kumpulan Kisi soal; Kumpulan Soal Penilaian Harian, Penilaian Tengah Semester, Penilaian Semester dan Penilaian Akhir Tahun; Analisis Butir Soal; dan Perbaikan Soal. Terakhir buku keempat terdiri dari : Daftar Evaluasi Diri Kerja Guru dan  Program Tindak Lanjut Kerja Guru.

Alhamdulillah, antusias dan respon para guru yang mengikuti kegiatan tersebut  pun cukup tinggi, hal ini dapat dilihat dari partisipasi kehadiran guru yang sengaja diundang mewakili seluruh MI (saat ini terdapat 11 MI) yang ada di Kecamatan Ciawi. Semua itu tentunya tidak terlepas dari peran para kepala madrasah yang ada di kecamatan Ciawi yang mendukung penuh terhadap kegiatan KKG sebagai wadah peningkatan kompetensi dan kualitas guru. Sangatlah diharapkan oleh semua guru yang ada di kecamatan Ciawi, bahwa KKG yang dimiliki benar-benar bernilai manfaat sebagai tempat pembahasan dan pemecahan masalah bagi guru yang menghadapi kesulitan dalam kegiatan pembelajaran. Bermanfaat sebagai wadah kegiatan para guru yang tergabung di dalamnya yang memiliki keinginan yang sama untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya sebagai guru. Juga bermanfaat sebagai tempat penyebaran informasi tentang pembaharuan pendidikan khususnya yang berkaitan dengan peningkatan keberhasilan proses dan hasil belajar dan sebagai pusat kegiatan praktek pembuatan alat peraga, media pembelajaran, penggunaan perpustakaan serta perolehan berbagai keterampilan mengajar maupun pengembangan administrasi kelas. Harapan-harapan tersebut, semuanya adalah sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan. Semoga !
--------------------------------------------------

Referensi :

Minggu, 29 Oktober 2017

KKMI KECAMATAN CIAWI GELAR WORKSHOP PENYUSUNAN BUKU I KURIKULUM MADRASAH IBTIDAIYAH BERSAMA KEPALA MADRASAH, GURU, DAN OPERATOR MADRASAH



Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Kecamatan Ciawi menyelenggarakan kegiatan Workshop Penyusunan Buku I Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah bersama Kepala Madrasah, Guru, dan Operator Madrasah se-Kecamatan Ciawi pada tanggal 27 dan 28 Oktober 2017 di Hotel Bale Arimbi Jl Raya Puncak Cibogo II Kabupaten Bogor. Kegiatan tersebut bertujuan agar semua Madrasah Ibtidaiyah memiliki Buku I Kurikulum Madrasah yang dapat dijadikan sebagai acuan/ pedoman bagi seluruh warga madrasah (Kepala  Madrasah, Tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan, Komite Madrasah/Wali Murid, Siswa, dan Masyarakat) dalam menyelenggarakan, mengelola mengembangkan proses pendidikan dan pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah sebagai upaya menuju pencapaian tujuan pendidikan. Kegiatan yang diikuti oleh 33 peserta dari 11 MI yang ada di kecamatan Ciawi tersebut, dibuka secara resmi oleh Ketua Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) Madrasah pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor.
Dalam sambutannya, Ketua Pokjawas Madrasah Drs.Edi Mulyadi, M.Pd.I menyambut baik dan memberikan apresiasi atas terselenggaranya Workshop Penyusunan Buku I Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah bersama Kepala Madrasah, Guru, dan Operator Madrasah se-Kecamatan Ciawi tersebut, terlebih pada tahun pelajaran 2017/2018 ini Kurikulum 2013 diberlakukan pada seluruh tingkatan kelas, yakni kelas 1 s.d. kelas 6 termasuk untuk mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab. Disisi lain beliau menyampaikan, madrasah harus mengalokasikan anggaran untuk kegiatan penyusunan buku I, II, dan III kurikulum madrasah dalam Rencana Kegiatan dan Aanggaran Madrasah (RKAM) pada bagian komponen pembiayaan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.
Kepada peserta workshop, Ketua Pokjawas menandaskan bahwa  dalam implementasi kurikulum, guru berperan sebagai fasilitator, sebagai desain pembelajaran, dimana pusat pembelajaran ada pada peserta didik, maka guru harus mendorong peserta didik menjadi lebih kreatif dan mandiri serta peserta didik diarahkan untuk mampu belajar mandiri dan karena itulah guru harus menyiapkan bukan saja materi tapi mengetahui kesiapan peserta didik, kemudian harus menggali potensi peserta didik” paparnya serius. Guru pun harus banyak mengetahui dan memahami  beberapa regulasi tentang kurikulum 2013 termasuk penggunaan permendikbud nomor 20, 21, 22, 23, dan 24 tahun 2016 yang berhubungan dengan SKL, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan KI-KD Kurikulum 2013. Ditambahkan pula bahwa dalam pelaksanaan kurikulum 2013, setidaknya ada 3 (tiga) hal yang harus diperhatikan guru antara lain Pertama, perubahan mind set (pola pikir). Pengembangan kurikulum dengan pendekatan saintifik memungkinkan siswa untuk terlibat aktif  dalam pembelajaran melalui mengamati, menanya, menalar pada proses inquiry, eksplorasi, dan elaborasi. “Perubahan pola pikir guru dibutuhkan untuk bisa berperan lebih menjadi fasilitator dan motivator dari pada inisiator dan eksekutor, dalam merubah dari teacher centered ke student centered”. Selanjutnya, untuk mewujudkan perubahan mindset guru diperlukan adanya good will dari para guru untuk merubah mind set-nya bahwa tugas mengajar adalah sebagai komitmen profesi dalam membelajarkan dan mencerdaskan anak bangsa” tuturnya dengan jelas.
Kedua, diperlukan tindakan konstruktif dan inovatif guru, dimana rencana pengembangan kurikulum 2013 yang akan diikuti dengan fasilitasi buku siswa, buku guru, maupun silabus serta RPP-nya tentunya tidak malah membuat guru merasa “santai”  dalam mengajar, tetapi hal ini dimaksudkan supaya  guru tidak lagi terlalu disibukkan dengan hal-hal yang bersifat sosiatif, tetapi lebih pada kegiatan inovatif akademis pembelajaran di kelas. “Keahliaan, kejelian dan kecerdasan guru dalam meramu “ kompetensi inti, dan kompetensi dasar; aspek sikap, pengetahuan, dan aspek keterampilan; akan menghasilkan siswa yang kompeten” paparnya lebih lanjut.
Selanjutnya, yang ketiga adalah harus ada Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) baik melalui  level madrasah maupun kelompok/wadah se-profesi (KKG/MGMP), mutlak perlu dilaksanakan dan ditingkatkan untuk saling asah, asih, dan asuh ocial kolega guna menghasilkan siswa-siswa yang cerdas dan unggul.   
Ketua KKMI Kecamatan Ciawi, Asep Rahmatullah S.Pd.I selain memaparkan latar belakang, dasar dan tujuan diselenggarakannya Workshop Penyusunan Buku I Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah bersama Kepala Madrasah, Guru, dan Operator Madrasah se-Kecamatan Ciawi, juga berpesan agar guru memiliki sikap teladan, dimana tugas mendidik guru perlu dikedepankan dalam aspek penguatan sikap dan budi pekerti siswa. Pendidikan karakter tidak hanya terhenti pada pengetahuan saja akan tetapi perlu suatu pengintegrasian pada pembiasaan pembelajaran, suri tauladan, apresiasi dan implementasi norma akademis yang nantinya tercermin pada norma sosial yang semakin utuh dalam praktek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sementara itu Ketua Pelaksana Kegiatan, Miftahudin, S.Ag yang juga adalah Kepala MIS Miftahul Ulum Peundeuy Ciawi menyampaikan rasa syukur kehadirat Allah SWT dan ucapan terima kasih kepada pengurus KKMI dan para Kepala serta Guru se-kecamatan Ciawi yang telah mendukung dan berperan aktif sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar. Ucapan terima kasih pun disampaikan kepada pengawas madrasah wilayah kecamatan Ciawi yang telah memotivasi, mengarahkan, membimbing, dan membina sehingga KKMI kecamatan Ciawi dapat menyelenggarakan kegiatan Workshop Penyusunan Buku I Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah secara mandiri.  
Nara sumber yang sengaja dihadirkan adalah Tim Pengembang Kurikulum Madrasah dari Pokjawas Madrasah Kabupaten Bogor, Hj.Husnun Husniati, M.Pd.I materi yang disampaikannya lebih ke materi bersifat praktek, diantaranya tentang strategi penyusunan buku I kurikulum madrasah, sistematika buku I kurikulum madrasah, dan lampiran-lampiran pendukung dokumen buku I kurikulum madrasah yang diperlukan.
Sementara itu nara sumber lain yang juga adalah pengawas pembina bagi MI di wilayah kecamatan Ciawi, E.Sirojuddin, S.Ag salah satunya menyampaikan tentang titik tekan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada madrasah adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.

Pada kegiatan workshop tersebut setiap madrasah diharuskan membawa draf buku I kurikulum madrasah yang telah dibagikan dan dibahas sebelumnya bersama guru-guru dan fihak yang terlibat lainnya di madrasahnya masing-masing. Tiap madrasah pun diharuskan membawa printer untuk mencetak secara langsung hasil pekerjaan bab per bab yang selanjutnya diverifikasi dan divalidasi oleh nara sumber. Alhamdulillah, sebelum kegiatan penutupan semua peserta workshop telah berhasil menyusun Buku I Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah secara lengkap dan selanjutnya akan dicetak ulang di madrasah masing-masing dan diserahkan ke pengawas Pembina untuk ditandatangani dan mendapat pengesahan dari Kementerian Agama Kabupaten Bogor.

Sabtu, 19 Agustus 2017

KKMI Kecamatan Ciawi Gelar Acara Pelatihan Quantumatika bagi Guru-guru Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Ciawi



Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Kecamatan Ciawi menggelar acara Pelatihan Quantumatika bagi Guru-guru Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Ciawi pada tanggal 19 Agustus 2017 bertempat di MIS Ulil Amri Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi guru madrasah khususnya guru Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Ciawi dalam proses pembelajaran mata pelajaran Matematika. Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Pengawas Madrasah pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor Wilayah Kecamatan Ciawi.

Pengawas Madrasah pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor Wilayah Kecamatan Ciawi, E.Sirojuddin menyampaikan dalam sambutannya bahwa mata pelajaran Matematika yang selama ini dianggap sebagai mata pelajaran tersulit bagi peserta didik dan bahkan termasuk salah satu mata pelajaran yang tidak disukainya harus dapat diubah menjadi mata pelajaran yang disukai dan menyenangkan. Diyakini bahwa salah satu penyebab mengapa banyak peserta didik yang tidak menyukai mata pelajaran matematika adalah karena mereka tidak mengerti dan tidak memahami apa yang dipelajarinya. Bagi peserta didik yang mengerti dan faham tentang apa yang dipelajarinya terlepas dari bakat yang dimilikinya terkait mata pelajaran matematika, maka akan timbul rasa senang dan menyukainya. Disinilah peran penting seorang guru agar mampu membuat peserta didik mengerti dan memahami apa yang disampaikan dan diajarkannya, dan hal itu pula pentingnya bagi setiap guru memiliki kemampuan berbagai cara dan metode penyampaian mata peajaran matematika yang salah satunya dengan metode Quantumatika.

Pada kesempatan yang sama, Kepala MIS Ulil Amri, Yusuf Alamsyah sebagai tuan rumah kegiatan tersebut sangat berharap melalui pelatihan Quantumatika, guru berperan sebagai fasilitator, sebagai desain pembelajaran matematika, dimana pusat pembelajaran ada pada peserta didik, maka guru harus mendorong peserta didik menjadi lebih kreatif dan mandiri dan peserta didik mampu belajar sendiri.

Ketua KKMI Kecamatan Ciawi, Asep Rahmatullah selain memaparkan latar belakang, dasar dan tujuan diselenggarakannya pelatihan Quantumatika bagi Guru-guru MI se-KKMI Ciawi, juga berpesan agar guru memiliki sikap teladan, dimana tugas mendidik guru perlu dikedepankan dalam aspek penguatan sikap dan budi pekerti siswa. Pengajaran matematika tidak hanya terhenti pada pengetahuan saja akan tetapi perlu suatu pengintegrasian pada pembiasaan yang baik, sikap, apresiasi dan implementasi  norma akademis yang nantinya tercermin pada norma sosial yang semakin utuh dalam praktek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Selanjutnya Karma Wijaya, sebagai nara sumber pelatihan Quantumatika yang juga beliau adalah pendiri dan penulis “Quantumatika” dalam pembukaanya sangat mengharapkan menjadikan Matematika sebagai  pelajaran favorite yang ditunggu dan dirindu oleh guru dan murid. Hal ini sangat diperlukan karena pelajaran matematika menjadi mata ujian disetiap jenjang pendidikan serta ilmu yang sangat dibutuhkan bagai peradaban manusia di sepanjang masa serta menjadi dasar bagi hampir seluruh cabang ilmu pengetahuan.


Pelaksanaan pelatihan itu sendiri diikuti oleh para peserta yang terdiri dari seluruh Guru kelas I sampai dengan kelas VI se-KKMI Ciawi dengan serius dan antusias, hal itu tergambar dari hidupnya dialog peserta dengan narasumber dan peserta pun mempraktekkan langsung inti dari metode Quantumatika yang diperolehnya. Mudah-mudahan dengan pelatihan tersebut walaupun dengan waktu yang sangat singkat, para peserta mendapat pengalaman dan pengetahuan yang dapat mereka kembangkan di madrasahnya masing-masing serta bernilai manfaat khususnya bagi peserta didik, semoga !